URnews

Wali Kota Surabaya Klaim Pemakaman dengan Prokes Menurun Sejak PPKM

Nivita Saldyni, Selasa, 27 Juli 2021 13.06 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Wali Kota Surabaya Klaim Pemakaman dengan Prokes Menurun Sejak PPKM
Image: Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. (Dok. Humas Pemkot Surabaya).

Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahaydi ungkap terjadi penurunan jumlah pemakaman dengan protokol kesehatan (prokes) COVID-19 di wilayahnya sejak perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. 

"Jadi memang ada penurunan angka kematian yang dimakamkan secara prokes,” ungkap Eri di Surabaya, Selasa (27/7/2021).

Eri menjelaskan hal itu berdasarkan data Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRT) Kota Surabaya selama empat hari terakhir yaitu 22 hingga 25 Juli 2021.

Berdasarkan data DKRT Surabaya, selama empat hari terakhir ada 449 jenazah yang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) khusus COVID-19. Jumlah tersebut terdiri dari 149 jenazah pada 22 Juli, 105 jenazah pada tanggal 23 Juli, 97 jenazah pada 24 Juli, dan 98 Jenazah di 25 Juli.

Untuk itu, Eri mengatakan bahwa dirinya bersama jajaran bakal terus memaksimalkan upaya preventif untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Termasuk di antaranya melakukan percepatan vaksinasi di berbagai kalangan herd immunity segera tercapai.

Namun ternyata hal tersebut berbeda dengan data Satgas COVID-19 Kota Surabaya (https://lawancovid-19.surabaya.go.id/). Menurut data yang ada, selama perpanjangan PPKM Darurat penurunan kasus meninggal dunia hanya terjadi pada 25 Juli. Sementara sejak 21 hingga 24 Juli, jumlah kasus COVID-19 yang meninggal dunia terus mengalami peningkatan.

Berikut data lengkap kasus COVID-19 meninggal dunia saat perpanjangan PPKM Darurat di Surabaya berdasarkan data Satgas COVID-19 Kota Surabaya :

1. 21 Juli 2021
Jumlah kumulatif meninggal 1.485, bertambah 13 orang dari hari sebelumnya.
2. 22 Juli 2021
Jumlah kumulatif meninggal 1.507, bertambah 22 orang dari hari sebelumnya.
3. 23 Juli 2021
Jumlah kumulatif meninggal 1.539, bertambah 32 orang dari hari sebelumnya.
4. 24 Juli 2021
Jumlah kumulatif meninggal 1.580, bertambah 41 orang dari hari sebelumnya.
5. 25 Juli 2021
Jumlah kumulatif meninggal 1.607, bertambah 27 orang dari hari sebelumnya.

Selain penurunan jumlah pemakaman dengan protokol COVID-19, Eri juga mengklaim telah terjadi penurunan Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian kamar di Rumah Sakit (RS) Kota Surabaya sebanyak tujuh persen. 

"BOR rumah sakit di Surabaya dari 90 persen sekarang sudah 83 persen," kata Eri.

Penurunan BOR itu, kata Eri menunjukkan telah banyak pasien COVID-19 di Kota Pahlawan yang mulai sembuh dan tidak lagi dirawat di rumah sakit. Kendati demikian, Eri menjelaskan susah jika menilai kondisi COVID-19 di Surabaya hanya berdasarkan BOR rumah sakit.

Sebab, sebagai Ibu Kota Provinsi Jatim, rumah sakit di Surabaya kerap jadi rujukan pasien bagi kota/kabupaten yang mengalami kondisi berat. Sehingga banyak pasien yang ada di beberapa rumah sakit di Surabaya bukan semuanya warga Surabaya.

"Jadi jangan dilihat Surabaya dari BOR RS. Kalau lihat BOR Surabaya dari RS, kesusahan," ungkap mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu.

"(Kasus Covid-19) Surabaya kalau melihat dari BORnya agak susah karena yang dirawat itu orang Surabaya atau bukan. Ini mengapa kita harus lihat secara gamblang, jadi jangan dilihat dari BOR-nya, tapi yang sembuh berapa," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait