URnews

Wamenkes: GeNose C19 Inovasi Alat Kesehatan Anak Bangsa

Shelly Lisdya, Minggu, 17 Januari 2021 09.23 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Wamenkes: GeNose C19 Inovasi Alat Kesehatan Anak Bangsa
Image: Alat pendeteksi COVID-19. GeNose C19. (Dok. Humas UGM)

Jakarta - Keberhasilan para peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mengembangkan Gadjah Mada Electronic Nose COVID-19 (GeNose C19) menjadi kebanggaan tersendiri. 

“Kami menyambut gembira inovasi yang dilahirkan oleh para peneliti dari UGM yang kita kenal dengan GeNose C19. Bagi kami GeNose C19 adalah suatu inovasi untuk bisa mengurangi ketergantungan terhadap alat skrining yang berasal dari luar negeri. GeNose C19 menjadi suatu trobosan karena sifat skriningnya yang tidak berbasis antibodi maupun antigen melainkan berbasis embusan nafas,” ungkap Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro.

GeNose C19 menjadi bukti nyata keberhasilan Kemenristek/BRIN dalam mengimplementasikan triple helix yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan industri.

GeNose C19 yang dikembangkan oleh UGM dengan mendapat dukungan dari beberapa pihak, diantaranya Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek/BRIN, Badan Intelejen Negara (BIN), TNI AD, Polri, Kemenkes RI, dan pihak swasta antara lain PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri, PT Hikari Solusindo Sukses, PT Stechoq Robotika Indonesia, PT Nanosense Instrument Indonesia, dan PT Swayasa Prakarsa.

“Selain merupakan bagian dari Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 di Kemenristek/BRIN, GeNose C19 menjadi bukti nyata implementasi triple helix yang berjalan cukup mulus," bebernya

"Triple helix merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi dari 3 pihak yang mendorong penelitian menjadi inovasi, yaitu Pemerintah, Peneliti, dan Industri. Selain itu, hal yang paling penting adalah terwujudnya kolaborasi antar bidang ilmu yang tentunya akan sangat membantu upaya penanganan COVID-19,” tambahnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono mengatakan, bahwa untuk mendapatkan hasil skrining yang lebih akurat lagi GeNose C19 harus terus dilakukan modifikasi dan pembaruan mengingat alat skrining ini berbasis kecerdasan artifisial.

“GeNose C19 merupakan bukti kemandirian bangsa bahwa kita melakukan hal baru dalam inovasi. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan sangat mendukung, namun demikian khusus alat kesehatan perlu diperhatikan uji validasinya yaitu sensitifitas, spesisifisitas, positive predictive value, dan negative predictive value. Dikarenakan GeNose C19 ini adalah kecerdasan artifisial kami harapkan dapat terus dimodifikasi sehingga ketajaman dalam melakukan skrining menjadi lebih sensitif,” jelas Wamenkes.

Selain itu, Kemenristek/BRIN tetap membuka peluang bagi para peneliti untuk terus menciptakan alat-alat skrining seperti GeNose C19. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait