URnews

Warteg Terancam Tutup saat PPKM, Begini Rencana Wahyoo

Eronika Dwi, Rabu, 27 Januari 2021 17.07 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Warteg Terancam Tutup saat PPKM, Begini Rencana Wahyoo
Image: Ilustrasi warung Tegal. (Wikipedia)

Jakarta - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) maupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), membuat berbagai usaha lesu hingga terancam bangkrut.

Kondisi itulah yang saat ini dialami puluhan ribu warung tegal atau warteg di Indonesia. Bahkan beredar kabar sebanyak 20 ribu warteg terancam tutup akibat pembatasan tersebut.

Menanggapi hal itu, Founder & CEO Wahyoo (platform jasa bagi para pelaku usaha warung makan tradisional), Peter Shearer mengatakan, peristiwa itu terjadi karena banyak faktor.

Peter Shearer memaparkan, terancamnya sejumlah warteg ini akibat pendapatan yang berkurang, sedangkan banyak dari mereka yang warungnya masih menyewa.

"Mereka mungkin terus merugi usahanya karena gimana mau bayar kontrakan kalo pendapatan berkurang. Jadi, lebih besar pengeluaran dari pendapatan," ujar Peter dalam 'URtalks Nasib Warteg di Masa Pembatasan Kegiatan Masyarakat', Rabu (27/1/2021).

Namun, Peter menegaskan angka 20 ribu warteg yang terancam tutup permanen adalah tidak benar, dan telah diklarifikasi bahwa data tersebut tidak valid oleh Ketua Koperasi Warteg Nusantara, Wahyono Wakil.

Dalam kata lain, Peter menyebut, memang sejumlah warteg terancam tutup permanen, tapi tidak sampai 20 ribu.

Meski begitu, Peter dan timnya tetap melihat ada sisi positif dari kejadian tersebut. Dia mengatakan, adanya berita tersebut membuat banyak orang berbondong-bondong membantu agar warteg tak terancam tutup permanen.

"Cuman yang saya lihat adalah kenapa berita ini besar saya lihat positifnya, banyak yang suka warteg, banyak yang peduli sama warteg. Mereka jadi banyak tersentuh, dan mau bergerak melakukan sesuatu buat warteg, efeknya banyak yang peduli sama warteg," kata Peter.

Dampak itu pun membuat Peter melalui Wahyoo bergerak untuk semakin membantu dan merangkul mereka sehingga usaha wartegnya tidak sampai gulung tikar.

"Wahyoo ingin memperbesar pendapatan mereka. Itu golnya kita," ungkap Peter.

Tak hanya itu, Peter juga melihat dampak tersebut pun membuat para pelaku usaha warteg menjadi lebih memahami pentingnya digitalisasi.

Mereka yang awalnya masih setengah-setengah sekarang sadar bahwa digital itu penting. Mengingat sekarang serba online.

Peter mengatakan, para pelaku usaha warteg pun mulai membenah diri untuk memperbaiki kualitas mereka agar lebih menarik pelanggan.  

"Ini momentum di saat mereka berbenah sebenarnya, untuk memperbaiki kualitas. Karena selalu ada opportunity di balik krisis. Pasti selalu ada sisi positifnya," kata Peter.  

Diketahui, pemerintah kembali memperpanjang PPKM hingga 8 Februari sebagai upaya mengurangi laju penularan COVID-19 di Indonesia. Rumah makan pun hanya boleh beroperasi hingga jam 20.00 WIB.  

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait