URstyle

Waspada Leptospirosis di Musim Hujan, Kenali Gejalanya

Priscilla Waworuntu, Kamis, 27 Oktober 2022 16.02 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Waspada Leptospirosis di Musim Hujan, Kenali Gejalanya
Image: Ilustrasi tikus. (PIXABAY/Alexas_Fotos)

Jakarta - Memasuki musim hujan, ada banyak penyakit yang harus diwaspadai, mulai dari demam berdarah, keracunan makanan atau minuman, gatal-gatal, flu, hingga leptospirosis atau terkena kencing tikus.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah mencatat ada 389 kasus leptospirosis sepanjang 2022, dan 55 pasien di antaranya meninggal dunia. Karenanya, perlu tahu apa saja gejala yang ditimbulkan dari penyakit leptospirosis ini dan bagaimana cara mencegahnya.

Gejala Leptospirosis

Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, menyampaikan saat banjir melanda yang biasanya terjadi di musim hujan, kencing tikus cenderung mengalir bersama air.

Genangan air dalam banjir yang jika diinjak manusia akan masuk ke tubuh melalui selaput lendir, mata, hidung, kulit yang lecet, hingga makanan. 

“Warga harus lebih siaga karena menyangkut maraknya penyakit-penyakit yang ada kaitannya dengan banjir, salah satunya penyakit leptospirosis berkaitan dengan tikus yang identik dengan lingkungan yang kotor,” ungkap Budi, dikutip dari laman Jateng Prov, Kamis (27/10/2022). 

Budi menjelaskan bahwa penyakit leptospirosis ini diakibatkan oleh bakteri leptospira sp yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis).

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, dr. Endah Kurniawati, membeberkan beberapa tanda dan gejala leptospirosis, di antaranya:

- Demam, batuk, mual
- Nyeri otot punggung, dan betis
- Muncul bercak kemerahan pada kulit atau mata
- Kulit dan mata menjadi kuning
- Kencing berdarah

"Penyakit leptospirosis yang lambat ditangani bisa menyebabkan komplikasi yang menyerang organ lain seperti gangguan pada otak (meningitis), pembuluh darah di paru-paru bocor, gagal ginjal, gagal jantung, kelumpuhan hingga kematian," jelas dr. Endah. 

Adapun melansir laman resmi Kementerian Kesehatan, penyakit leptospirosis ini sebenarnya bisa dihindari dengan beberapa cara, yaitu: 

- Berperilaku hidup bersih dan sehat, yakni menjaga kebersihan diri dan lingkungan
- Menyimpan makanan dan minuman dengan baik
- Mencuci tangan dan kaki serta sebagian tubuh lainnya dengan sabun
- Memakai sepatu dari karet dengan ukuran tinggi, dan sarung tangan karet bagi kelompok kerja yang berisiko tinggi tertular leptospirosis
- Membasmi tikus di rumah atau di kantor
- Membersihkan dengan desinfektan bagian-bagian rumah, kantor, atau gedung

Leptospirosis dapat diobati dengan antibiotik pembasmi bakteri. Obat umum yang bisa digunakan adalah penisilin dan doksisiklin.

"Selain antibiotik, obat pereda nyeri, seperti paracetamol juga dapat diberikan untuk mengatasi gejala awal leptospirosis, seperti demam, sakit kepala, atau nyeri otot. Jika penyakit leptirospirosis berkembang lebih parah atau sering disebut penyakit Weil, maka pasien perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit,” ucap dr. Endah. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait