URstyle

Penyakit Jantung Penyebab Utama Kematian, Ini Langkah Kemenkes

Priscilla Waworuntu, Jumat, 30 September 2022 11.33 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Penyakit Jantung Penyebab Utama Kematian, Ini Langkah Kemenkes
Image: Ilustrasi serangan jantung. (Image: khn.org)

Jakarta - Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Untuk mengatasi hal tersebut Kementerian Kesehatan RI akan melakukan penguatan layanan kesehatan di tingkat primer. 

Menurut Global Burden of Disease dan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) 2014-2019 penyakit jantung menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Selain itu, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan 2018 menunjukan tren peningkatan  penyakit jantung yakni 0,5% pada 2013 menjadi 1,5% pada 2018. Hal ini juga didukung oleh data dari BPJS Kesehatan 2021 yang mengatakan bahwa penyakit jantung menjadi penyakit dengan biaya terbesar, yaitu kurang lebih Rp7,7 triliun. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr. Eva Susanti, S.Kp, M.Kes, mengatakan bahwa meningkatnya kasus pengidap penyakit kardiovaskular disebabkan oleh hipertensi, obesitas, merokok, diabetes melitus, dan kurang aktivitas fisik.

''Untuk mengatasi masalah penyakit jantung di Indonesia, Kemenkes melakukan penguatan pada layanan primer melalui edukasi penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan meningkatkan kapasitas serta kapabilitas layanan primer,'' kata Direktur Eva pada konferensi pers secara virtual terkait Hari Jantung Sedunia, dikutip Urbanasia dari Kemkes.go.id pada Jumat (30/09/2022). 

Dr. Eva menambahkan, untuk mengurangi pengidap dari penyakit kardiovaskular, bisa dilakukan dengan edukasi ke masyarakat, seperti melalui 7 kampanye utama, antara lain imunisasi, gizi seimbang, olahraga, anti rokok, sanitasi dan kebersihan lingkungan, skrining penyakit, dan kepatuhan pengobatan. Kemudian, dalam pencegahan primer  bisa dilakukan dengan penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia.

''Pada pencegahan sekunder dilakukan skrining 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia, skrining stunting dan peningkatan ANC untuk kesehatan ibu dan bayi,'' ungkap Direktur Eva.

Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dr. Radityo Prakoso, SpJP (K) juga mengatakan bahwa penyakit jantung ini bukan hanya diidap orang yang sudah berumur, melainkan orang muda pun memiliki risiko yang sama. Bahkan belakangan ini orang-orang di usia muda menunjukkan angka yang lebih tinggi terkena penyakit jantung. Hal itu sebagai akibat dari peningkatan prevalensi obesitas, darah tinggi, merokok, dan kolesterol tinggi.

''Terdapat peningkatan prevalensi serangan jantung pada usia kurang dari 40 tahun sebanyak 2% setiap tahunnya dari tahun 2000 sampai 2016,'' ujar dr. Radityo.

Bagi orang-orang muda, rata-rata mereka akan mengidap penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner terjadi karena ada sumbatan pada pembuluh koroner baik akibat deposit kolesterol atau inflamasi (peradangan).

Hal ini bisa terjadi karena pola gaya hidup yang tidak sehat. Kemenkes sendiri juga menghimbau masyarakat untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, berhenti merokok, berhenti makan makanan berlemak, berhenti konsumsi alkohol, dan rajin olahraga minimal 30 menit sehari.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait