URstyle

WHO Akui Virus Corona Menyebar Lewat Partikel Udara

Kintan Lestari, Rabu, 8 Juli 2020 13.21 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
WHO Akui Virus Corona Menyebar Lewat Partikel Udara
Image: Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Jenewa - Pada Senin (6/7/2020), sebanyak 239 Ilmuwan dari 32 negara mengirim surat terbuka pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Para ilmuwan itu mengirim surat yang berisi bukti kalau SARS-CoV-2 bisa menyebar lewat partikel udara dan mendesak WHO untuk memperbarui panduannya tentang bagaimana COVID-19 menular.

"Kami telah berbicara tentang kemungkinan transmisi udara dan transmisi aerosol sebagai salah satu mode transmisi COVID-19," ujar Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis pada pandemi COVID-19 di WHO dalam konferensi pers seperti dikutip dari Reuters, Rabu (8/7/2020). 

WHO sebelumnya menyatakan virus corona menyebar lewat droplet. 

Namun lewat surat terbuka yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Infectious Diseases, 239 ilmuwan di 32 negara menguraikan bukti bahwa yang menunjukkan partikel virus yang mengambang di udara dapat menginfeksi orang yang menghirupnya. Sebab partikel-partikel kecil itu bisa bertahan lama di udara. 

"Kami ingin mereka mengakui bukti," kata Jose Jimenez, seorang ahli kimia di University of Colorado yang ikut menandatangani surat terbuka.

“Ini bukan serangan terhadap WHO. Ini adalah debat ilmiah, tetapi kami merasa kami harus go public karena mereka menolak untuk mendengar bukti setelah banyak berbicara dengan mereka," lanjutnya lagi dalam sebuah wawancara telepon.

Dalam briefing hari Selasa (7/7/2020) di Jenewa, Benedetta Allegranzi, pimpinan teknis WHO untuk pencegahan dan pengendalian infeksi, mengatakan ada bukti yang muncul dari penularan virus corona melalui udara, tetapi itu tidak definitif.

"Kemungkinan penularan melalui udara dalam pengaturan publik - terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup, pengaturan berventilasi buruk yang telah dijelaskan, tidak dapat dikesampingkan. Namun, bukti perlu dikumpulkan dan ditafsirkan, dan kami terus mendukung ini," katanya.

Jimenez mengatakan secara historis, ada pertentangan sengit dalam profesi medis terhadap gagasan transmisi aerosol, dan standar pembuktian telah ditetapkan sangat tinggi. Pasalnya dikhawatirkan akan ada kepanikan.

"Jika orang mendengar udara, petugas layanan kesehatan akan menolak untuk pergi ke rumah sakit. Atau orang akan membeli semua masker respirator N95 yang sangat protektif, dan tidak akan ada yang tersisa untuk negara-negara berkembang," katanya.

Jimenez mengatakan panel WHO menilai bukti tentang penularan melalui udara tidak beragam secara ilmiah, dan tidak memiliki perwakilan dari para ahli dalam penularan aerosol.

Namun dengan bukti baru ini, saran dari WHO, seperti jaga jarak untuk menghindari risiko penularan, kemungkinan akan berubah. 

Itu membuat pemerintah di berbagai negara nantinya juga perlu menyesuaikan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk membatasi penyebaran virus. 

Van Kerkhove mengatakan WHO akan mempublikasikan ringkasan ilmiah yang merangkum pengetahuan tentang cara penularan virus dalam beberapa hari mendatang.

“Paket intervensi yang komprehensif diperlukan untuk dapat menghentikan transmisi. Ini tidak hanya mencakup jarak fisik, itu termasuk penggunaan masker yang sesuai dalam pengaturan tertentu, khususnya di mana Anda tidak dapat melakukan jarak fisik dan terutama untuk petugas kesehatan," tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait