URnews

270 Kasus Positif COVID-19 di Surabaya, Begini Persebarannya

Nivita Saldyni, Minggu, 19 April 2020 14.03 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
270 Kasus Positif COVID-19 di Surabaya, Begini Persebarannya
Image: istimewa

Surabaya - Hingga Sabtu (18/4/2020) malam, sebanyak 270 kasus pasien positif COVID-19 tercatat berada di Kota Surabaya. Jumlah ini bertambah 20 kasus dari sehari sebelumnya dan membuat seluruh 31 kecamatan di Surabaya masuk zona merah.

Dilansir dari peta sebaran COVID-19 pada laman lawancovid-19 milik Pemkot Surabaya, Minggu (19/4/2020), dari sebanyak 270 pasien positif COVID-19 itu terdiri 8 di antaranya berasal dari luar Surabaya.

Sementara untuk mereka yang sedang menjalani perawatan masih ada 196 orang, 45 lainnya dinyatakan sembuh, dan 29 orang dinyatakan meninggal dunia.

Data milik Dinas Kesehatan Kota Surabaya itu juga mencatat telah ada 1.806 orang dalam pemantauan (ODP), dengan 1.063 di antaranya masih dipantau dan 743 lainnya selesai dipantau.

Sementara untuk pasien dalam pengawasan (PDP), tercatat ada 703 orang dengan 475 orang masih dalam pengawasan, 226 sembuh, dan dua orang meninggal dunia.

Melihat penyebaran yang terus meningkat, Koordinator Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya, Febria Rachmanita, mengatakan bahwa tingginya kasus COVID-19 di Surabaya disebabkan oleh banyaknya penularan yang terjadi dari luar daerah.

"Kalau melihat klaster, banyak penularan-penularan dari luar kota, kemudian banyak yang dari luar negeri," kata wanita yang akrab disapa Feny itu, Sabtu (18/4/2020).

Apalagi menurutnya hingga saat ini masih banyak warga dari luar daerah masuk ke Kota Surabaya melalui berbagai pintu masuk, ada yang dari bandara, terminal, pelabuhan, hingga stasiun.

Untuk itu, Feny menambahkan salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengimbau para penumpang baik di pesawat, kapal, kereta api, dan bus untuk bisa juga mengikuti anjuran menjaga kebersihan badan. Hal ini dilakukam sebagai langkah bersama untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 di Kota Pahlawan.

"Virus yang menempel di bagian luar tubuh seperti pakaian atau rambut, bisa hilang jika terkena sabun atau sampo," kata Feny.

Itulah mengapa ia menjelaskan Pemkot Surabaya meminta setiap pendatang yang baru tiba di Surabaya untuk mandi dan berganti pakaian sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah masing-masing.

Sementara itu, bagi Urbanreaders di Surabaya yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP), pasien dengan pengawasan (PDP), orang tanpa gejala (OTG) maupun terkonfirmasi positif COVID-19, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta untuk jangan takut periksakan kesehatanmu ke rumah sakit.

"Jika masyarakat tidak melakukan perawatan di rumah sakit, maka virus tersebut berpotensi menular kepada keluarga yang tinggal satu rumah," pungkasnya.

Tak lupa, wali kota perempuan pertama di Surabaya itu juga berpesan agar Urbanreaders selalu disiplin menjalankan langkah-langkah pencegahan sesuai anjuran pemerintah.

"Kita perlu disiplin, menjaga kebersihan, dan jaga jarak," pesan Risma.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait