URtrending

43 Santri Positif COVID-19, Pemkab Magetan Percepat Tracing dan Gelar Rapid Test di Desa Temboro

Nivita Saldyni, Selasa, 21 April 2020 10.52 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
43 Santri Positif COVID-19, Pemkab Magetan Percepat Tracing dan Gelar Rapid Test di Desa Temboro
Image: Ilustrasi santri Al-Fatah di Temboro, Magetan, Jawa Timur (@Temboro.info/Instagram)

Magetan - Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Magetan bekerjasama untuk mempercepat tracing klaster Desa Temboro, usai 43 santri Pondok Pesantren Al-Fatah asal Malaysia yang pulang ke negara asalnya dinyatakan positif COVID-19.

Bupati Magetan Suprawoto mengatakan, kini pihaknya telah melakukan langkah tegas di wilayah Desa Temboro. Hal ini dilakukan setelah ada satu kasus baru di Desa Temboro yang belum diketahui asal klasternya dan 43 santri yang telah pulang ke negara asalnya yang ternyata positif COVID-19 beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah menyatakan Desa Temboro dalam status zona merah. Bahkan kini akses masuk telah ditutup dan physical distancing secara ketat mulai diterapkan. 

"Itu memang standar yang kami lakukan ketika ada yang positif, langsung kami isolasi. Kemudian kebutuhan-kebutuhan logistik hingga kesehatan 120 kepala keluarga (warga terdampak) juga kami penuhi," kata Suprawoto di Magetan, Senin (20/4/2020) malam.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa lewat video conference menyampaikan bahwa Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas COVID-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso SpAn telah ditugaskan untuk membantu melakukan percepatan tracing dan rapid test di Desa Temboro. Dalam tugasnya itu, dr Kohar telah dibekali 1.000 rapid test kit dan juga paket masker dan vitamin untuk warga di sana.

"Dr Kohar sudah berangkat ke Temboro. Beliau bawa paket masker dan juga vitamin C, sesuai permintaan Pak Bupati (Magetan). Namun rapid test yang bisa dibawa baru seribu. Jadi kalau bisa ini segera diprioritaskan, mana yang berisiko tinggi," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Mendengar kabar tersebut, Suprawoto mengatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan tracing di Desa Temboro. Ia pun berencana akan melakukan rapid test kepada penghuni ponpes Al-Fatah, dengan santri Malaysia yang masih bertahan sebagai prioritas utama.

"Semua yang dari Malaysia akan dilakukan rapid test, kalau negatif baru boleh pulang (ke Malaysia). Kalau positif maka kami tidak perkenankan pulang sebelum sembuh. Untuk kepulangan, kalau memang mereka ingin (pulang) maka Kedutaan Malaysia siap memfasilitasi kepulangannya," kata Suprawoto kepada Khofifah.

Sebelumnya, sekitar 200 dari 400-an santri ponpes Al-Fatah asal Malaysia telah dipulangkan ke Malaysia. Setibanya di Malaysia, mereka menjalani pemeriksaan kesehatan. Hasilnya 43 orang santri itu terkonfirmasi positif COVID-19.

Menurut pengakuan Bupati Suprawoto, 200-an santri yang pulang ke Malaysia itu sebelumnya telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan dinyatakan sehat. Sayangnya, mereka tak sempat menjalani rapid test karena keterbatasan alat yang dimiliki.

Kini masih ada 227 santri Malaysia yang berada di lingkungan ponpes Al-Fatah. Mereka inilah yang akan diprioritaskan menjalani rapid test guna membantu mempercepat proses tracing.

Sementara itu hingga saat ini tercatat ada 10 orang terkonfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Magetan. Suprawoto mengatakan sembilan di antaranya berasal dari klaster Bogor, dan satu lainnya masih ditelusuri klaster penyebarannya.

"Kami menduga yang klaster di Temboro ini bukan klaster Bogor. Dia tidak pernah keluar ke mana-mana. Namun dengan ada informasi dari Kedutaan Malaysia ini, maka tracing akan dilakukan. Kami juga akan melakukan rapid test untuk mereka yang di-tracing," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait