URstyle

5 Mitos Seputar Epilepsi: Bisa Menular hingga Kejadian Supranatural

Griska Laras, Jumat, 17 Juni 2022 15.02 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
5 Mitos Seputar Epilepsi: Bisa Menular hingga Kejadian Supranatural
Image: Ilustrasi penyakit epilepsi. (Freepik/maksymiv-yura)

Jakarta – Epilepsi atau yang biasa disebut ayan adalah gangguan sistem saraf pusat di otak. Kondisi tersebut bisa membuat penderita kejang sampai kehilangan kesadaran. 

Meski sudah banyak informasi soal epilepsi, masih banyak mitos dan anggapan keliru soal penyakit ini. Berikut beberapa mitos tentang penyakit epilepsi yang berkembang di masyarakat. 

Bisa Menular

Di beberapa daerah, masih banyak anggapan keliru tentang penyakit epilepsi. Dokter Spesialis Saraf Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM dr Fajar Maskuri mengatakan masih banyak orang yang tidak mau nolong pasien epilepsi saat kejang karena takut tertular. Padahal, epilepsi bukanlah penyakit menular. 

“Meski bersentuhan dengan kulit atau terkena air liur si penderita saat menolong, tidak akan tertular,” kata Fajar seperti dikutip dari situs Universitas Gadjah Mada. 

Penyakit Gangguan Jiwa

Epilepsi bisa menyebabkan gangguan kognitif dan kecerdasan di bawah rata-rata. Tapi penyakit ini bukanlah gangguan jiwa.  

“Meski kadang sulit diajak berkomunikasi dengan baik, epilepsi bukan gangguan jiwa,” kata Fajar. 

Dikaitkan Kejadian Supranatural

Saat kambuh, orang yang mengidap epilepsi akan kejang-kejang, menangis, pandangan mata kosong atau mengedip-ngedip, hingga kehilangan kesadaran. Di beberapa daerah, masih banyak masyarakat yang menghubungkan gejala ini dengan kejadian supranatural. 

Hanya Dialami Anak-anak

Biarpun banyak dialami anak-anak, epilepsi nyatanya bisa dialami setiap orang. Umumnya gejala epilepsi muncul saat anak-anak atau pada orang di atas 60 tahun. Epilepsi yang terjadi pada usia tua disebabkan efek penyakit stroke atau jantung. 

Tidak Bisa Hamil

Terakhir, banyak yang beranggapan bahwa pasien yang mengidap epilepsi tidak bisa hamil dan punya anak. Fajar menyebut pasien epilepsi bisa hamil dan punya anak seperti orang normal. Tapi selama mengandung, ada pengawasan ketat dari dokter kandungan dan dokter saraf.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait