URnews

7 Fakta Siswi SMA di Bantul Depresi Usai Diduga Dipaksa Pakai Jilbab

Shelly Lisdya, Minggu, 31 Juli 2022 09.54 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
7 Fakta Siswi SMA di Bantul Depresi Usai Diduga Dipaksa Pakai Jilbab
Image: Ilustrasi depresi. (KLEITON Santos dari Pixabay)

Jakarta - Pelajar SMA Negeri 1 Banguntapan, Kabupaten Bantul, alami depresi usai diduga dipaksa untuk mengenakan jilbab oleh guru di sekolahnya.

Siswi tersebut bahkan sampai mengurung diri karena depresi dari tekanan pihak sekolah yang diduga memaksanya untuk mengenakan jilbab.

Berikut sejumlah fakta siswi di SMA Negeri 1 Banguntapan yang diduga dipaksa untuk mengenakan jilbab oleh guru di sekolahnya.

1. Kronologi

Pendamping korban, Yuliani menceritakan peristiwa tersebut berawal saat siswi yang masih duduk di kelas 10 dan baru masuk sekolah pada tahun ajaran baru 2022/2023.

Saat hari pertama masuk dan mengikuti program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), siswi tersebut masih baik-baik saja dan tidak ada masalah.

Pada 19 Juli 2022, siswi tersebut dipanggil ke kantor Bimbingan Konseling (BK) hingga diinterogasi oleh tiga guru BK.

"Bunyinya itu 'kenapa nggak pakai jilbab'. Dia (korban) sudah terus terang belum mau. Tapi bapaknya udah membelikan jilbab tapi dia belum mau. Itu kan gapapa, hak asasi manusia," ujar Yuliani.

"Di situ dia diinterogasi lama dan merasa dipojokkan. Terus yang kedua dia dipakain hijab. Dia juga paham mungkin dia nyontoin pakai hijab tapi anak ini merasa tidak nyaman. Jadi dia merasa dipaksa," lanjutnya.

Siswi tersebut lantas pergi ke toilet, ternyata dia menangis lebih dari satu jam. Hingga kemudian guru BK menghampiri siswi tersebut di toilet dan ditemukan sudah dalam kondisi lemas.

"Izin ke toilet kok nggak masuk-masuk, mungkin guru BP ketakutan terus dicari dan diketok (pintu toilet) anaknya mau bukain pintu dalam kondisi sudah lemas terus dibawa ke UKS. Dia baru dipanggilkan orang tuanya," terangnya.

2. Siswi Alami Depresi

Yuliani mengatakan, sejak kejadian tersebut kondisi siswi tidak justru membaik. Bahkan dia sampai mengurung diri di kamar dan tak mau makan. Puncaknya hingga saat upacara siswi tersebut sempat pingsan di sekolah. 

Lebih lanjut, Yuliani dan pihaknya sudah dipertemukan pihak sekolah oleh dinas. 

"Saya minta dipertemukan, yang datang dinas dan BP dua orang. Seolah-olah dia (pihak sekolah) mengkambing hitamkan bahwa ini ada persoalan di keluarga," tuturnya.

Padahal, sejak SMP hingga lulus ujian anak tersebut tidak pernah ada masalah. Namun saat pertemuan itu pihak sekolah memojokkan bahwa itu bukan masalah karena jilbab tapi itu masalah keluarga.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait