URnews

700 Orang Mengungsi akibat Gempa di Jayapura, Pemkot Tetapkan Masa Darurat

Tim Urbanasia, Jumat, 10 Februari 2023 10.40 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
700 Orang Mengungsi akibat Gempa di Jayapura, Pemkot Tetapkan Masa Darurat
Image: Reruntuhan akibat gempa di Kota Jayapura (Twitter/@BNPB_Indonesia)

Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 700 orang mengungsi akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,4 mengguncang Kota Jayapura, Papua.

Berdasarkan keterangan dari Plt. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, para pengungsi tersebar di empat titik evakuasi.

"Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB merinci ada 50 KK mengungsi di Entrop Kompleks CV. Thomas, selanjutnya 50 KK di BTN Kota Jayapura, kemudian 200 jiwa di Kristus Raja Dok V, dan sebanyak 400 jiwa di Bhayangkara I," kata Abdul melansir ANTARA, Jumat (10/2/2023).

Pusdalops BNPB mencatat sekitar lima orang luka-luka dan empat orang meninggal dunia akibat gempa bumi dangkal kedalaman 10 kilometer itu.

Pemkot Tetapkan Status Darurat 

Sehubungan dengan gempa yang menewaskan empat orang tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura menetapkan masa tanggap darurat bencana selama 21 hari ke depan.

Dalam rapat bersama instansi terkait, Pejabat Sekretaris Daerah Kota Jayapura Robby Awi memutuskan situasi tanggap darurat itu terhitung mulai 9 Februari hingga 1 Maret 2023.

"Sehingga setelah ini kami akan menindaklanjuti struktur dan pembangunan posko sehingga masyarakat bisa mengungsi untuk sementara," kata Awi.

Awi mengatakan, hingga kini pihaknya yang terdiri dari BNPB dan tim bentukan Dinas PUPR juga masih terus mendata kerusakan fasilitas umum yang disebabkan gempa bermagnitudo 5,4.

Lokasi terdampak gempa paling parah berada di Distrik Jayapura Utara dan Distrik Jayapura Selatan. Untuk itu,  Pemkot Jayapura melalui Dinsos terus berkoordinasi dengan Kemensos untuk membangun posko di sana.

"Tetapi juga ada posko yang sudah dibangun di depan Kantor Wali Kota Jayapura untuk dijadikan tempat pengungsian bagi warga," lanjut Awi.

Sekolah Diliburkan Sementara

Selain itu pasca gempa terjadi, Awi juga meliburkan sementara semua sekolah di wilayah tersebut mulai hari Jumat, 10 Februari dan akan kembali masuk pada Senin, 13 Februari.

Keputusan tersebut diambil lantaran adanya sejumlah bangunan sekolah yang rusak akibat gempa.

"Sehingga semua akan didata besok, Jumat guna memastikan berapa banyak sekolah yang rusak akibat gempa," sambungnya.

Sementara itu hanya sejumlah ASN di lingkungan Kota Jayapura yang diizinkan masuk kantor pada hari ini, yaitu pejabat eselon II, sekretaris, kepala bidang, para staf kunci serta bendahara.

"Karena Dinas PUPR akan melakukan pendataan terhadap bangunan kantor wali kota yang mengalami kerusakan pasca terjadinya gempa. Plafon depan Aula Sian Noor juga roboh, gedung badan keuangan serta ruangan beberapa dinas kantor otonom juga mengalami kerusakan," terang Awi.

Polri Turunkan Personel

Untuk menangani musibah tersebut, pihak Polri juga dengan cepat mengirimkan personel untuk membantu para korban.

"Polri bergerak cepat mengevakuasi dan memberikan pertolongan kepada korban yang berdampak gempa di Jayapura," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Benny Ignatius Ady Prabowo.

Benny menuturkan personel gabungan TNI-Polri dan instansi lain saat ini tengah diterjunkan untuk membantu korban yang tertimpa reruntuhan gempa.

Gempa bermagnitudo 5,4 di wilayah Kota Jayapura ini dilaporkan terjadi pada Kamis (9/2/2023) pukul 15.28 WIT, dengan titik pusat terletak di darat pada kedalaman 10 kilometer.

Hingga Kamis, 9 Februari malam, kerugian material sementara meliputi dua unit rumah rusak sedang, tiga rumah rusak berat, satu kafe roboh kemudian tenggelam, RSUD Kota Jayapura rusak, satu masjid, dua gereja, dan satu unit hotel ikut terdampak.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait