Ada Konflik di Tim Kerjamu? Jangan Panik, Atasi dengan 4 Cara Ini!

Jakarta - Lingkungan kerja mengharuskan kita berdampingan dan berinteraksi dengan orang-orang yang punya berbagai kepribadian. Meski punya tujuan yang sama, yakni bekerja, sikap yang ditunjukkan setiap orang pasti berbeda.
Maka dari itu, konflik di lingkungan kerja, utamanya dalam sebuah tim atau divisi, sangatlah rawan terjadi dan tak dapat dihindari. Entah karena perbedaan pendapat atau perbuatan yang tak sengaja menyinggung.
Kira-kira apakah selama ini kamu sudah mengatasi konflik di lingkungan kerja dengan baik? Mari simak penjelasan dari Urbanasia berikut ini.
1. Akui dan Terima Adanya Masalah
Sumber: Ilustrasi merenung. (Pexels/marcelochagas)
Saat terkena suatu masalah, setiap orang punya reaksi yang berbeda-beda untuk meresponnya. Beberapa orang bersikap menerima, namun yang lainnya mungkin lebih denial.
Sayangnya, sikap denial ini bukannya membuat masalah selesai. Justru, dengan tidak mengakui bahwa sebuah masalah atau konflik sedang terjadi, menghindari hal tersebut akan membuatnya semakin berlarut-larut. Makanya, langkah pertama agar konflik dapat diselesaikan dengan baik adalah dengan mengakui bahwa hal tersebut memanglah terjadi.
2. Tidak Saling Menyalahkan
Sumber: Ilustrasi menyalahkan orang lain. (Pexels/yankrukov)
Nah, ini juga sering kita temui di lingkungan kerja. Saat sebuah konflik muncul, kita cenderung fokus mencari kambing hitam atau siapa yang menjadi akar dari masalah tersebut.
Alih-alih melimpahkan semua kesalahan pada satu orang, akan lebih bijak untuk fokus mencari solusi. Menyalahkan satu orang saja tidak akan membuat konflik mereda, justru akan memancing konflik internal lainnya.
3. Berdiskusi Untuk Mencari Jalan Keluar
Sumber: Ilustrasi berdiskusi. (Pexels/fauxels)
Lagi-lagi, dalam mengatasi konflik, ada orang tertentu yang 'senang' memancing masalah. Misalnya, dalam sesi berdiskusi, orang-orang seperti ini hanya ikut untuk saling mengalahkan.
Padahal, diskusi seharusnya dilakukan untuk mencari jalan keluar yang paling baik. Kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin, konflik lah yang harus dikalahkan, bukan partner kerja.
4. Menerima Keputusan Akhir dengan Lapang Dada
Sumber: Ilustrasi menerima keputusan. (Pexels/fauxels)
Terakhir, setelah berdiskusi dengan tim, maka sebuah kesepakatan akan tercapai. Tentunya sebuah kesepakatan diambil atas suara bersama.
Memang, hasil akhir yang memuaskan semua orang itu sulit untuk dicapai. Meski begitu, sebagai bagian dari tim, kita tetap harus menghormati kepentingan bersama tanpa memaksakan kehendak kita sendiri.
Setelah ini, semoga kamu bisa menjadi sosok penengah bagi tim kerjamu ya. Lagipula, konflik di lingkungan kerja memang hal yang umum terjadi, namun tidak mustahil untuk diatasi kok. Goodluck!