URtech

AI Bantu Sektor Kesehatan dan Perekonomian Nasional di Masa Depan

Afid Ahman, Selasa, 10 November 2020 21.04 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
AI Bantu Sektor Kesehatan dan Perekonomian Nasional di Masa Depan
Image: Ilustrasi AI. (gov.si)

Jakarta - Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) diyakini akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas bisnis, serta mendorong inovasi di berbagai sektor.

Sehingga bisa menjawab berbagai permasalahan pembangunan di Indonesia, termasuk pemulihan ekonomi nasional dan penanganan pandemi COVID-19.

Saat ini AI telah dimanfaatkan sektor ekonomi di Tanah Air. Teknologi ini membantu evaluasi terhadap permohonan pembiayaan/pinjaman yang diajukan oleh merchant e-commerce sebagaimana dilakukan Program Digital Kredit UMKM (digiKU).

Jadi, seluruh proses sampai ke persetujuan pinjaman dapat diselesaikan dalam 15 menit.

Sementara dalam penanganan COVID-19,  AI dimanfaatkan untuk tracking dan tracing orang-orang yang sudah mengikuti imunisasi atau vaksinasi.

Selain itu, AI juga mampu mengetahui pergerakan dan kepadatan kendaraan dan manusia di satu tempat dalam satu waktu, sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan kebijakan PSBB.

Kendati AI telah banyak dimanfaatkan di sektor kesehatan, pemanfaatan teknologi ini diharapkan lebih luas lagi di masa depan. Hal ini diamini oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

“Pengembangan AI di sektor kesehatan perlu dilakukan sejak saat ini, mengingat dalam rentang 20 tahun, Indonesia akan memiliki aging society yang besar. Tingkat kesehatan yang berkualitas di masa silver economy tersebut diperkirakan akan banyak didukung oleh pemanfaatan digital khususnya AI. Jadi, (kalau AI sudah diterapkan dari sekarang) bisa menjaga pelayanan kepada masyarakat sampai masa mendatang,” jelas  Airlangga  dalam keynote speech-nya secara daring pada acara #InovasiIndonesia Artificial Intelligence Summit (AIS) 2020 yang diadakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Selasa (10/11).

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, pemerintah menjalankan agenda transformasi digital sebagai akselerator pemulihan ekonomi nasional dan pendukung transformasi ekonomi. 

“Kami mengapresiasi pembuatan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2020-2045 yang sudah disusun melalui pendekatan quadruple helix (pemerintah, industri, akademia, dan komunitas masyarakat). Berbagai kajian global terkait pengembangan AI memberikan rekomendasi yang setidaknya meliputi tiga isu, yaitu menyiapkan SDM yang ahli dalam AI, membangung kepercayaan terhadap AI, dan membentuk ekosistem AI,” papar Airlangga.

Pengembangan AI di Indonesia diarahkan untuk memperkuat empat kelompok, yakni etika dan kebijakan, pengembangan talenta, infrastruktur dan data, serta riset dan inovasi industri.

Maka, keterlibatan aktif dunia usaha, akademisi/lembaga riset, dan komunitas sangat diperlukan untuk mengembangkan dan mengajarkan hal baik kepada AI, namun pemerintah pun harus mampu menetapkan koridor bagi pengembangan AI tersebut.

“Penerapan industri 4.0 tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas pekerja, mendorong ekspor netto, dan membuka lapangan pekerjaan tambahan sebagai upaya bagi Indonesia menuju lima ekonomi terbesar di dunia pada 2045, serta (diproyeksikan) berhasil lolos dari middle income trap pada 2036,” ucap Menko Airlangga.

“Pemerintah meyakini bahwa AI mampu menjadi game changer, dan sedang terakselerasi di masa pandemi saat ini. Penerapan AI harus inklusif supaya kita bisa berkembang dan maju bersama-sama. Maka itu, kita harus menggunakan kesempatan ini untuk menyiapkan segala sesuatunya agar Indonesia dapat lebih berperan aktif sebagai pelaku AI, bahkan di tataran global,” pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait