URnews

Akun Twitter Ini Ceritakan Kronologi Dirinya Positif COVID-19

Nivita Saldyni, Minggu, 19 April 2020 11.20 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Akun Twitter Ini Ceritakan Kronologi Dirinya Positif COVID-19
Image: Ilustrasi pasien positif COVID-19. (Aljazeera)

Jakarta - Seorang netizen lewat sebuah akun Twitter @jtuvanyx baru-baru ini membagikan pengalamannya sebagai salah satu pasien positif COVID-19. Lewat sebuah thread yang ditulisnya pada Rabu, 15 April 2020 ia menceritakan kronologi hingga akhirnya divonis positif COVID-19.

"Teman-teman yang baik, terima kasih sudah mendukung aku selama sakit dirawat beberapa waktu yang lalu. Per hari ini aku sudah dapat hasil swab dan positif," tulis laki-laki itu mengawali cerita.

Ia pun mengatakan bahwa saat ini kondisinya stabil dan sedang mengisolasi diri secara mandiri.

"Kondisiku sekarang sudah stabil walau masih ada batuk tipis-tipis dan gak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari. For sure aku akan self isolate myself as I did it so far," imbuhnya.

Ia pun menceritakan bahwa penyakitnya ini dimulai saat tanggal 16 Maret lalu ia pergi memeriksakan kondisi kesehatannya ke dokter. Keluhan yang dirasakannya saat itu demam tinggi dan batuk. Namun batuk itu sendiri telah dirasakannya selama seminggu sebelumnya.

"Waktu itu dengan internis, setelah diberi obat keadaanku ga membaik sampai aku visit lagi minggu depannya," katanya.

Pada kunjungan keduanya, ia disarankan untuk periksa kesehatan ke spesialis paru. Hal itu ditengarai batuk yang dideritanya semakin parah, meskipun demam sudah mulai turun.

"3 hari kemudian aku ke dokter paru, diberi obat dan pulang. Saat itu badanku sudah lemas, mau tanda tangan aja gemeteran. Dan saat itu dimana aku baru tau kalo paru-paruku bermasalah. Ada infiltrat, menandakan gejala pneumonia. Herannya aku ga ada sesak napas, demam juga sudah hilang," jelasnya.

Ia yang tak punya riwayat keluar negeri dalam satu tahun terakhir itu pun menceritakan bahwa di malam yang sama, ia baru merasakan gejala baru yaitu berkeringat hebat dan mual.

"Obat-obatan yang dikasih dokter paru belum ada efek yang berarti. Dan 4 hari kemudian aku berobat lagi ke dokter paru (27/3), aku minta dirawat inap. Jadilah hari itu aku opname 10 hari," pungkas pemilik akun dengan 6 ribu lebih followers itu.

Selama menjalani opname, ia ditempatkan di kamar isolasi berisi dua bed. Ia di sana sendiri, tanpa ada pasien lain.

"Aku ditempatin di kamar isolasi, sendirian di kamar yang berisi dua bed. Para perawat punya jam-jam khusus untuk visit ke kamar, gabisa sembarangan dipanggil," katanya.

Selama proses opname itu, ia mengatakan bahwa awalnya susah tidur dan tak betah. Namun, perlahan batuk semakin melunak dan badan tak lemas lagi. 

"Hari ke-5 opname infus dicabut," katanya.

Menariknya, sebelum dicabut, paginya ia mengaku sempat memohon kepada Tuhan agar dokter mengizinkan untuk mencabut infusnya.

"Pas dokter visit ternyata gak dibolehin. Katanya kondisi darah aku masih berisiko walau aku udah mulai stabil. Ya sudah aku pasrah, ndilalah gak sampe sejam setelah dokter keluar, suster call ke kamar dan bilang kalo infus aku dibolehin untuk dicabut," paparnya.

Kejadian itu membuatnya yakin bahwa Tuhan telah menjawab doanya. Setelah itu, kondisinya berangsur membaik.

"Batuk sudah semakin tipis dan terkendali, keringat malam sudah gak ada, mual sudah gak ada, demam apalagi," imbuhnya.

Di hari ke-9, dokter menyatakan ia boleh pulang besoknya. Ia rencananya akan dipulangkan jam 11 malam, menunggu kondisi rumah sakit sepi.

Ia pun menceritakan bahwa selama proses pulang, ia berjalan dengan pengawalan ketat. Lintasan yang dilewatinya langsung disterilkan. Ia pun diharuskan turun di basement, dilarang lewat lobby.

Selama dirawat, ia mengaku sempat diswab pada 31 Maret lalu. Namun, hasilnya baru keluar pada 15 April, setelah ia sudah pulang dari rumah sakit dan kembali ke rumah, mengisolasi diri secara mandiri.

"Inilah aku sekarang, salah satu diantara yang positif (COVID-19). Kondisiku sudah stabil tapi masih ada batuk tipis-tipis," katanya.

Hasil swab itu pun sempat membuatnya takut dan cemas. Namun ia meyakinkan dirinya bahwa ia pasti bisa melawan COVID-19.

"Aku gak boleh drop, harus semangat selalu, bahagia terus supaya imunku naik dan lawan virusnya," pungkasnya.

Kini, ia tengah mendapat perawatan di RSD Wisma Atlet Kemayoran bersama 708 pasien lain yang dirawat dengan 569 di antaranya pasien positif COVID-19.

"Aku tulis kisah ini supaya temen-temen semua mau aware dan lebih aware lagi terhadap pandemi ini, jangan anggap enteng. Aku masih sedih lihat masih banyak orang yang berkeliaran di luar rumah, gak pake masker, gak social distancing, gak cuci tangan, dll. Kita gak lagi main-main, kita lagi berperang dengan pandemi. Let's we fight and finish this together, demi masa depan kita semua," pesannya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait