URtainment

Penuh Perjuangan, Kisah Pengantar Jenazah Pasien COVID-19 di Jatim

Nivita Saldyni, Sabtu, 18 April 2020 12.50 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Penuh Perjuangan, Kisah Pengantar Jenazah Pasien COVID-19 di Jatim
Image: Yudha dan Nizam, petugas pengantar jenazah pasien positif COVID-19 yang standby di Gedung Negara Grahadi Surabaya. (Istimewa)

Surabaya - Di balik pandemi corona yang makin meningkat di Jawa Timur, sosok para pengantar jenazah pasien positif COVID-19 tentu sangat berjasa. Namun tak banyak yang tau bagaimana perjuangan dan pengorbanan mereka selama ini.

Untuk itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mencoba menyapa beberapa orang pengantar jenazah pasien positif COVID-19 di Jatim, Jumat (17/4/2020) malam lewat video conference di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.

Semua pengantar jenazah ini mengaku merasa deg-degan dan was-was selama proses mengantar jenazah ke pemakaman. Apalagi dalam satu ambulans hanya ada dua orang, satu perawat dan satu driver.

Tri Prasetya misalnya, salah satu perawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya yang pernah mengantar jenazah pasien positif COVID-19 ke Nganjuk itu mengaku deg-deg an saat mengantar jenazah COVID-19 untuk pertama kalinya.

"Terus terang ini baru pertama kali dan yang saya takutkan bisa terjadi sesuatu di jalan. Awalnya ya deg-deg an, kami sempat khawatir ada penolakan dari masyarakat setempat. Tapi alhamdulilah dalam proses pemakaman jenazah pasien COVID-19 ini bisa diterima oleh masyarakat. Bahkan, kami juga sudah berkoordinasi dengan kapolsek dan koramil, sehingga prosesnya berjalan lancar," kata Tri mengawali kisahnya.

Selain Tri, salah satu perawat di RSUD dr. Soetomo, Candra juga turut membagikan pengalamannya. Ia yang telah mengantar jenazah pasien positif COVID-19 sejak Maret lalu itu pun ternyata merasakan hal yang sama.

"Saya jujur saja was-was, takut juga (saat mengantar jenazah). Tapi alhamdulillah kami di sini sudah menerima pengarahan untuk pemakaian APD dengan baik dan benar. Jadi setidaknya rasa takut kami bisa teratasi dengan penggunaan APD itu," kata perawat yang pernah mengantar jenazah pasien positif COVID-19 ke Putat Jaya Surabaya itu.

Selain ketakutan ternyata tak jarang mereka juga mengaku khawatir kalau sampai terjadi penolakan oleh warga setempat, sesampainya di pemakaman.

"Pertama di perjalanan saya khawatir (ada penolakan), tapi setelah sampai sana kami edukasi ke RT dan RW, dan alhamdulillah warga semua menerima," kata Yudha, salah satu perawat RSUD dr. Soetomo yang bertugas di Gedung Negara Grahadi.

1587189195-pengantar-jenazah-corona.jpg

Gugus Tugas COVID-19 Jatim menyapa sejumlah driver ambulance dan perawat yang bertugas mengantar jenazah pasien positif COVID-19 di Jatim, Jumat (17/4/2020) malam di Gedung Negara Grahadi. (Istimewa)

Di balik tugas mulia ini, mereka mengaku belum bisa bertemu keluarga yang dicintainya. Untuk itu, mereka berpesan agar Urbanreaders yang saat ini sedang bersama keluarga di rumah harus selalu bersyukur dan saling menjaga satu sama lain.

"Pesan kami semua di sini untuk masyarakat Jatim yang masih bisa berkumpul dengan keluarganya, bersyukurlah. Karena kami yang kerja di rumah sakit sudah jarang sekali bisa berkumpul dengan keluarga kami," pesan Candra.

Ia pun berpesan agar Urbanreaders di mana pun berada untuk patuhi anjuran pemerintah dengan tetap tinggal di rumah. Jangan lupa jaga jarak fisik dengan orang lain, dan sering cuci tangan serta gunakan masker jika keluar rumah.

Melihat perjuangan para pengantar jenazah pasien positif COVID-19 ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi kepada mereka berupa uang tunai sebesar Rp 1 juta.

"Ini adalah wujud rasa cinta kasih kami atas dedikasi luar biasa yang sudah kalian berikan," kata Khofifah kepada para driver ambulance dan perawat pengantar jenazah COVID-19 itu.

Tak hanya para driver ambulance dan perawat yang hadir, Khofifah juga turut mengapresiasi masyarakat Jatim yang bisa menerima jenazah pasien positif COVID-19 di wilayahnya.

"Inilah yang harus terus kita lakukan, dimana proses sosialisasinya berlangsung baik. Sehingga, tidak ada kendala saat proses pemulasaraan jenazah. Ini contoh yang baik karena menunjukkan bahwa masyarakat Jatim bisa menerima saat ada pemakaman jenazah COVID-19 di wilayahnya," pungkasnya.

Sementara itu, hingga Jumat (17/4/2020) malam di Jawa Timur terdapat sebanyak 522 kasus positif COVID-19 dengan 95 pasien diantaranya telah sembuh dan 48 orang lainnya meninggal dunia.

Sedangkan sebanyak 1.826 orang tercatat berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 15.942 berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait