URnews

Alasan Polisi Tembak Gas Air Mata di Kanjuruhan: Massa Mulai Anarkis

Putri Rahma, Minggu, 2 Oktober 2022 11.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Alasan Polisi Tembak Gas Air Mata di Kanjuruhan: Massa Mulai Anarkis
Image: Gas air mata yang ditembakkan polisi saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang. (ANTARA)

Jakarta - Pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022), berakhir ricuh. 

Alhasil 127 orang dilaporkan tewas, sementara 180 orang lainnya masih dirawat di rumah sakit di Kabupaten Malang karena mengalami luka-luka. Ratusan korban tumbang setelah aparat menembakkan gas air mata ke tribun penonton.

Banyak penonton panik hingga berlarian mencari pintu keluar stadion, tapi pintu stadion sudah penuh sesak oleh lautan manusia sehingga banyak yang sesak napas hingga terinjak-injak.

Dalam konferensi pers di Mapolres Malang, yang digelar pada Minggu (2/10/2022) dijelaskan kronologi kejadian tersebut. Rupanya aparat menembakkan gas air mata setelah melihat suporter Aremania yang berbondong-bondong turun ke lapangan dan bertindak brutal meski sudah diingatkan beberapa kali. 

"Suporter Aremania yang turun ke lapangan semakin banyak dan menyerang aparat keamanan, karena suporter Aremania semakin brutal dan terus menyerang aparat keamanan serta diperingatkan beberapa kali tidak dihiraukan, kemudian aparat keamanan mengambil tindakan dengan menembakkan gas air mata ke arah suporter Aremania yang menyeranng tersebut," demikian keterangan dalam konferensi pers yang diterima Urbanasia. 

Setelah gas air mata ditembakkan, pihak keamanan masih terus berjaga di sekitar Stadion Kanjuruhan. Sekitar 22.30 WIB, rombongan pemain dan official Persebaya Surabaya pun hendak meninggalkan stadion dengan menggunakan Rantis serta pengawalan ketat. Namun mereka dihadang oleh para suporter Aremania dengan meletakkan pagar besi pembatas di jalur pintu keluar stadion.

"Suporter Aremania menghadang dengan meletakkan pagar besi pembatas di jalur sebelum pintu keluar Stadion Kanjuruhan serta melempari kendaraan rombongan dengan paving blok, botol air mineral, batu, kayu, dan lain-lain. Kemudian Aremania juga merusak 2 unit mobil Patwal Sat Lantas, membakar 1 unit truk Brimob, dan 2 unit mobil di pintu masuk Stadion Kanjuruhan. Selanjutnya suporter Aremania yang mengadang tersebut dibubarkan oleh aparat keamanan dengan menembakkan gas air mata," lanjut isi laporan tersebut.

Penembakkan gas air mata oleh aparat ini menjadi sorotan lantaran hal itu melanggar regulasi federasi dunia FIFA di mana dalam aturan FIFA Stadium Safety and Security Regulations dalam pasal 19 yang menyebutkan bahwa penggunaan gas air mata dan senjata api dilarang untuk mengamankan massa di dalam stadion. Pasal tersebut juga mengatakan bahwa dua benda tersebut dilarang masuk ke dalam stadion.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait