URnews

Alasan WHO Tak Pilih Nu dan Xi untuk Nama Varian Corona Omicron

Griska Laras, Jumat, 3 Desember 2021 14.55 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Alasan WHO Tak Pilih Nu dan Xi untuk Nama Varian Corona Omicron
Image: Ilustrasi Virus Mutasi Corona. (Foto: Pixabay/Inactive_account_ID_249)

Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menamai virus corona jenis baru B.1.1.529 yang ditemukan di Afrika Selatan dengan sebutan Omicron

Penamaan varian baru ini dipilih setelah melalui negosiasi serta peninjauan dari banyaknya sistem penamaan potensial dengan berbagai kelompok ahli di seluruh dunia, mulai dari ahli taksonomi nomenklatur dan virus, peneliti, hingga otoritas nasional. 

Seperti halnya varian virus corona lain, penamaan virus B.1.1.529 (Omicron) juga diambil dari alfabet Yunani. Omicron sendiri merupakan huruf ke-15 abjad Yunani yang memiliki arti o kecil.  

Pemilihan nama Omicron membuat sejumlah pihak bertanya-tanya karena WHO melewatkan dua huruf setelah Mu, yaitu Nu dan Xi. Mu sendiri merupakan nama varian corona yang pertama kali ditemukan di Kolombia akhir Agustus lalu. 

Lantas apa alasan WHO memilih Omicron sebagai nama virus corona jenis baru? 

Berdasarkan laporan Indian Times, WHO sengaja melewatkan Nu dan Xi supaya tidak menimbulkan kebingungan. 

Nu tidak digunakan untuk menyebut B.1.1.529 karena pengucapannya serupa dengan varian corona sebelumnya, yakni Mu. Penyebutan Nu juga mirip dengan kata ‘New’ dalam bahasa Inggris. 

Sementara itu, Xi juga tidak dipilih sebagai nama baru varian corona karena ada banyak orang yang bernama Xi. Selain itu, huruf Xi dilewatkan untuk menghormati Presiden Cina, Xi Jinping. 

WHO telah menetapkan sistem penamaan varian virus corona berdasarkan abjad Yunani sejak Mei lalu. Tujuannya, untuk mempermudah komunikasi publik tentang varian baru virus corona. 

Penamaan varian virus corona berdasarkan abjad Yunani oleh WHO ternyata mendapat dukungan dari para peneliti. Hal ini karena sistem penamaan dengan metode seperti itu memberi kemudahan bagi mereka saat memberikan keterangan media dibanding menyebutkan asal di mana varian tersebut terdeteksi. 

“Meskipun mereka memiliki kelebihan, nama ilmiah bisa sulit untuk diucapkan dan diingat serta rentan terhadap kesalahan pelaporan. Akibatnya, orang sering menggunakan pemanggilan varian berdasarkan tempat dimana mereka terdeteksi yang menstigmasi dan diskriminatif,” bunyi keterangan dalam situs resmi WHO. 

Omicron adalah varian ketigabelas dan yang terbaru dari lima varian virus corona yang menjadi perhatian. Varian tersebut pertama kali terdeteksi pada 24 November 2021 di Afrika Selatan. Varian yang memiliki 50 jenis mutasi ini juga ditemukan juga di Botswana, Belgia, Hongkong, Israel., dan Malaysia.

WHO menyebut Omicron berisiko menginfeksi para penyintas COVID-19 dan ditetapkan sebagai varian yang mengkhawatirkan (variant of concern/VOC). Varian ini  juga disebut-sebut dapat menyebar lebih cepat daripada varian Delta. 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait