URstyle

Antisipasi Puncak Penyebaran COVID-19, Pemprov Jatim Siapkan Skema Mitigasi

Nivita Saldyni, Sabtu, 4 April 2020 17.18 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Antisipasi Puncak Penyebaran COVID-19, Pemprov Jatim Siapkan Skema Mitigasi
Image: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa/IG @khofifah.ip

Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) telah menyiapkan berbagai skema mitigasi untuk mengantisipasi puncak penyakit akibat  virus Corona (COVID-19) yang diprediksi oleh Badan Intelijen Negara (BIN) akan terjadi pada Juli 2020.

Bahkan, BIN memprediksi akan ada 106.287 kasus di puncak penyebaran COVID-19 pada Juli mendatang. Untuk itu, Pemprov telah mempersiapkan diri dengan menyediakan 75 rumah sakit rujukan yang siap menampung pasien di 38 kabupaten/kota se-Jatim.

"Jumlah RS Rujukan bertambah  signifikan dari sebelumnya yang hanya sebanyak 44 RS Rujukan. Namun demikian, saya berharap prediksi (BIN) itu tidak terjadi," kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Sabtu (4/4/2020).

Pertambahan jumlah rumah sakit ini seiring dengan bertambahnya jumlah bed yang tersedia. Menurut Khofifah, kini telah ada 2.351 bed isolasi yang siap menampung pasien COVID-19 di wilayahnya.

Bed isolasi ini terdiri dari 950 ruang observasi, 633 pengembangan ruang isolasi bertekanan negatif, 488 ruang isolasi tanpa tekanan negatif, 224 ruang isolasi tekanan negatif tanpa ventilator, dan 56 ruang isolasi negatif dengan ventilator.

"Kalau khusus bed isolasi saja, angkanya terus naik. Kalau dibandingkan tanggal 21 Maret lalu kita total ada 1.613 bed, kemudian tanggal 26 Maret bertambah lagi menjadi 1.875 bed, dan per 2 April total bed isolasi kita ada 2.351 bed. Kalau ditotal jumlah bed isolasi dan bed non isolasi RS rujukan kita saat ini mencapai 13.357 bed dan InsyaAllah terus ditambah untuk maksimalisasi mitigasi COVID-19," paparnya.

Nah, selain penambahan rumah sakit rujukan, Khofifah juga mengatakan bahwa pihaknya telah menyiagakan ribuan tenaga medis yang siap melayani para pasien COVID-19.

Dari 75 rumah sakit rujukan COVID-19 di Jatim, Pemprov mencatat ada sebanyak 152  orang dokter paru, 346 dokter penyakit dalam, 209 dokter anestesi dan 1.275 orang dokter umum yang siap siaga.

Selain para tenaga medis, ada juga 1.862 orang relawan yang berasal dari mahasiswa tenaga kesehatan yang siap membantu percepatan penanganan COVID-19 di Jatim.

"Kami juga merangkul berbagai organisasi profesi seperti IDI, PDGI, PPNI, IBI, IAI, IAKMI dan tenaga kesehatan lainnya untuk bersama-sama memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya  pada pasien dengan COVID-19. Dengan demikian, ke depan terdapat 14.438 orang dokter yang potensial untuk turut serta terjun dalam gotong royong melawan pandemi ini," imbuh Khofifah. 

Sedangkan untuk perawat, Khofifah menyebutkan ada 33.377 orang perawat yang berpotensi untuk turut bisa berkolaborasi dengan Pemprov Jatim dalam perawatan pasien COVID-19. 

Menurut Khofifah, upaya ini akan terus dikembangkan dan ditambah mengingat data terakhir per 3 April 2020 di Jatim terdapat 152 orang pasien positif COVID-19, 717 PDP, dan 9.435 ODP.

"Skema mitigasi ini sebagai bagian dari upaya Pemprov Jatim memberi jaminan rasa aman kepada masyarakat," pungkasnya.

Meski demikian, Khofifah berharap badai COVID-19 di Indonesia ini bisa segera berakhir dan masyarakat kembali hidup aman dan tenteram. Untuk itu, ia tak lupa berpesan agar Urbanreaders dimana pun berada mengikuti anjuran pemerintah.

"Ikuti anjuran pemerintah, tetap tinggal di rumah dan keluar rumah hanya untuk kepentingan urgent. Olah raga yang cukup dan jaga jarak aman serta pola hidup bersih dan sehat," pesan Khofifah.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait