URstyle

Aplikasi Wisata 'Visiting Jogja' dan 'Jogja Pass' Bakal Diluncurkan Akhir Agustus

Nivita Saldyni, Selasa, 18 Agustus 2020 17.14 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Aplikasi Wisata 'Visiting Jogja' dan 'Jogja Pass' Bakal Diluncurkan Akhir Agustus
Image: Candi Borobudur. (alodiatour.com)

Yogyakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tengah mempersiapkan dua aplikasi wisata baru yang akan diluncurkan akhir bulan Agustus 2020. Dua aplikasi ini adalah Visiting Jogja dan Jogja Pass.

Kabar ini disampaikan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Hilman Tisnawan usai bertemu dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (18/8/2020).

Hilman menyebut dua aplikasi ini hadir untuk menyambut kembali hidupnya perekonomian di Yogyakarta selama pandemi COVID-19. Apalagi saat ini jumlah pengunjung atau wisatawan yang ke DIY semakin meningkat tiap harinya.

“Dalam kondisi sekarang ini, kami konsentasinya ada dua, yakni pengendalian dan pertumbuhan perekonomian. Aplikasi Jogja Pass bertujuan untuk memudahkan tracing, dan Visiting Jogja untuk memantau perekonomiannya,” kata Hilman dikutip dari rilis resmi Humas Pemda DIY, Selasa (18/8/2020).

Nah, dua aplikasi ini bakal diluncurkan langsung oleh Gubernur DIY pada 27 Agustus mendatang. Hilman mengatakan Gubernur berpesan agar nantinya wisatawan yang mengunjungi Yogyakarta agar disiplin menggunakan dua aplikasi tersebut.

“Tadi arahan dari Ngarsa Dalem, memang harus disiplin penggunaan kedua aplikasi ini. Tujuannya agar masyarakat yang datang bisa termonitor dan merasa aman datang ke DIY,” imbuhnya.

1597745984-Visiting-Jogja.JPGTampilan aplikasi Visiting Jogja. (Dok. Dinas Pariwisata DIY)

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Rony Primanto Hari mengatakan, meski dua aplikasi ini punya manfaat yang sama namun keduanya digunakan untuk tujuan yang berbeda loh.

Kalau Jogja Pass hadir untuk seluruh kegiatan di DIY yang bisa menyebabkan kerumunan, sementara Visiting Jogja digunakan lebih untuk memonitor pengunjung yang mengunjungi objek wisata di Yogyakarta.

“Dua hal ini menjadi yang diperlukan ketika kita ingin mencegah penularan COVID-19 di DIY. Semoga semua pihak bisa disiplin menggunakan kedua aplikasi ini,” ujar Rony.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo menambahkan bahwa aplikasi Visiting Jogja memang telah diterapkan lebih dulu.

1597746068-jogja-pass.JPGAplikasi Jogja Pass. (Dok. Pemda DIY)

Hasilnya, Dinas Pariwisata DIY mencatat telah terjadi puncak kunjungan wisatawan pada Minggu (16/8/2020) dengan total hampir 49.000 wisatawan masuk ke DIY. Wisatawan pun hadir dari berbagai daerah, mulai dari DIY, Jateng, Jatim, Jabar, dan DKI Jakarta guys.

"Tapi kalau dibandingkan antara wisatawan DIY dan non DIY, tentu lebih banyak yang non DIY. Sampai 53 persen," jelasnya.

Nah peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di tengah pandemi COVID-19 ini menurutnya perlu didorong dengan keberadaan Visiting Jogja dan Jogja Pass.

"Tentu hal ini menjadi bagian yang harus kami dorong agar sukses pelaksanaannya. Dan untuk kondisi wisatawan atau pengunjung yang berkunjung ke DIY, mulai Juli 2020 lalu di saat kami mulai terapkan Visiting Jogja sampai dengan minggu kemarin, jumlah wisatawan selalu menunjukkan angka peningkatan," pungkasnya.

Namun kabar baik ini menurutnya bukan berarti membuat kita jadi lengah untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 guys. Ia pun berpesan agar kita lebih waspada dan tak lupa menerapkan protokol kesehatan.

"Hal ini menjadi bagian yang harus kita syukuri, tapi juga perlu diwaspadai. Dengan makin banyaknya wisatawan, artinya ekonomi DIY juga mulai menggeliat, tetapi semua harus tetap waspada,” pesannya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait