URstyle

Asal Usul Rujak Juhi, Kuliner Betawi yang Mulai Langka 

Griska Laras, Jumat, 2 September 2022 14.52 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Asal Usul Rujak Juhi, Kuliner Betawi yang Mulai Langka 
Image: Rujak juhi, hidangan betawi yang mulai langka/Indonesia Kaya.

Jakarta – Jika bicara tentang kuliner Betawi, biasanya kerak telor yang pertama kali muncul di kepala. Padahal ada banyak makanan lain yang tak kalah lezat, salah satunya rujak juhi atau yang juga dikenal dengan mi juhi. 

Rujak juhi merupakan hasil dari perpaduan budaya Jawa dan Tionghoa. Hidangan ini menggunakan juhi sebagai bahan utamanya. Juhi sendiri adalah hewan laut sejenis sotong yang difermentasi dan dikeringkan. 

Juhi dipotong kecil-kecil dan disajikan bersama mie kuning, timun, selada, dan irisan kol, lalu disiram dengan saus kacang. Rasa sausnya segar, agak mirip dengan bumbu karedok; pedas, gurih, dan sedikit asam dari perasan jeruk nipis.

Konon rujak juhi merupakan makanan kesukaan orang-orang Tionghoa yang menetap di Batavia. 

Budayawan Betawi Ridwan Saidi dalam ‘Profil Orang Betawi: Asal Muasal, Kebudayaan, dan Adat Istiadat’ mengatakan  orang betawi sangat suka makan rujak. 

Orang - orang Tionghoa lalu mengenalkan rujak yang terbuat mie dan juhi, dua bahan yang banyak dipakai dalam masakan Cina. 

“Cina memperkenalkan mi, bihun, dan suun, serta jenis sayuran seperti toge, kucai, lokio, dan sawi,” kata Ridwan. 

Perpaduan rasa mie, daging juhi, sayuran segar, dan saus kacang ini ternyata disukai pribumi. Seiring berjalannya waktu, rujak juhi dikenal sebagai salah satu makanan khas betawi. 

Sayangnya saat ini hidangan ini sudah cukup langka. Kalaupun ada, hanya bisa ditemukan di festival budaya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait