URstyle

Atasi Gangguan Ginjal Akut Anak, Kemenkes Lakukan Surveilans Serentak

Priscilla Waworuntu, Selasa, 25 Oktober 2022 08.39 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Atasi Gangguan Ginjal Akut Anak, Kemenkes Lakukan Surveilans Serentak
Image: Gedung Kementerian Kesehatan (Foto: Kemenkes)

Jakarta - Kasus ginjal akut yang dialami anak tentu menjadi hal yang mengkhawatirkan. Karenanya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan kegiatan surveilans secara serentak dalam masyarakat sebagai satu upaya untuk mempercepat pemberian perlindungan dan mengatasi gangguan ginjal akut pada anak.

“Jadi saat ini kita sedang melakukannya secara serentak atau secara simultan. Kita melakukan surveilans untuk melakukan penyelidikan epidemiologi namanya,” kata Mohammad Syahril, Juru Bicara Kemenkes, Senin (24/10/2022).

Menurut Syahril, Kemenkes melakukan surveilans sambil menyusun tiap-tiap kasus yang ditemukan berdasarkan tingkat keparahannya. Caranya, dengan mendatangi rumah pasien yang bersangkutan untuk melihat langsung riwayat penyakit para pasien.

Selain memeriksa riwayat penyakit pasien, Kemenkes juga sedang memeriksa riwayat pemakaian obat apa saja yang digunakan oleh pasien secara serentak. Selain itu, untuk mengoptimalkan pelacakan, Kemenkes juga sudah membuat sebuah pedoman untuk puskesmas dan rumah sakit untuk menjalankan tata laksana yang seharusnya diberikan untuk pasien gagal ginjal akut.

Kemudian, Ia juga menyampaikan kepada pasien terjangkit, yang dimana pemerintah sedang mengusahakan pengadaan obat Antidotum atau semacam zat penawar bagi penyakit tertentu agar dapat segera disembuhkan. Termasuk melakukan cuci darah bagi anak-anak.

“Kemenkes juga mengedukasi kepada masyarakat bagaimana masyarakat harus waspada terhadap kasus ini, karena ini menyerang anak-anak khususnya balita,” katanya. 

Gejala lain yang harus dipahami setiap orang tua, katanya, adalah ketika warna urine berubah menjadi pekat. Oleh karenanya, dia mengimbau orang tua agar segera membawa anaknya ke rumah sakit tanpa menunggu keparahan lebih lanjut.

Syahril mengatakan, bahwa ia sangat menyenangkan bahwa penyakit ginjal akut ini menjadi marak terjadi ketika Covid-19 belum juga usai. Dalam data yang dipaparkan per Minggu (23/10) lalu, kasus gagal ginjal mengalami tren kenaikan selama tiga bulan terakhir dan sudah ada 26 provinsi yang melaporkan temuan kasus gagal ginjal akut.

Dari 245 kasus yang terlaporkan, sekitar 141 di antaranya atau sebesar 58 persen anak meninggal akibat gagal ginjal akut. Karenanya Syahril berharap, masyarakat terus mengikuti perkembangan gagal ginjal akut pada anak dari BPOM dan Kemenkes. Hingga saat ini, penyebab dari gagal ginjal akut masih belum diketahui apa penyebab pastinya.

“Ini menjadi berita heboh bagi kita semua karena pertama, itu cepat sekali naik kasusnya. Kedua, angka kematian yang sangat tinggi itu pada 58 persen luar biasa. Tentu saja karena ini penyakit yang baru dan belum pernah terjadi sebelumnya, maka ini sedang dicari dan diteliti apa penyebabnya,” tutupnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait