URtech

Awas! Link Berbahaya Menyebar di WhatsApp

Afid Ahman, Rabu, 14 Juli 2021 15.58 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Awas! Link Berbahaya Menyebar di WhatsApp
Image: Ilustrasi Whatsapp (Pixabay-jorge)

Jakarta - Berhati-hatilah ketika mendapat pesan WhatsApp berbentuk link. Bila tidak jelas atau terlihat kurang menyakinkan ada baiknya dicuekin saja, sebab banyak link berbahaya menyebar lewat aplikasi pesan instan milik Facebook ini.

Menurut penelitian Kaspersky, aplikasi perpesanan telah melampaui jaringan sosial sebesar 20 persen pada tahun 2020, dalam hal alat komunikasi paling populer dan popularitas di kalangan pengguna. 

Survei juga menunjukkan bahwa pada tahun 2020, audiens global untuk aplikasi perpesanan telah mencapai 2,7 miliar orang, dan pada tahun 2023 diperkirakan akan tumbuh menjadi 3,1 miliar. Itu hampir 40 persen dari populasi dunia.

Kaspersky menganalisis klik anonim pada tautan phishing di seluruh aplikasi perpesanan dan menemukan bahwa antara Desember 2020 hingga Mei 2021, sebanyak 91.242 deteksi tercatat secara global.

Menurut statistik, Kaspersky Internet Security for Android mendeteksi jumlah tautan berbahaya paling banyak pada WhatsApp, mengingat bahwa itu menjadi aplikasi perpesanan paling populer secara global. 

Jumlah pesan berbahaya  paling banyak terdeteksi di Rusia (42 persen), Brasil (17 persen) dan India (7 persen). Selain itu, statistik Kaspersky untuk Indonesia menunjukkan sebanyak 738 deteksi untuk WhatsApp dan 39 deteksi untuk Telegram selama periode Desember 2020 hingga Mei 2021. 

Dalam hal jumlah serangan phishing yang tercatat per pengguna di WhatsApp, Brasil memimpin dengan 177 deteksi dan disusul oleh India (158). Pada saat yang sama, Rusia menjadi peringkat tertinggi dalam jumlah deteksi berbahaya di Viber (305) dan Telegram (79) dibandingkan dengan negara lainnya.

Tatyana Shcherbakova, Analis Konten Web Senior di Kaspersky mengatakan statistik menunjukkan bahwa phishing di aplikasi messenger instan masih menjadi salah satu alat paling populer di kalangan scammer. Sebagian karena popularitas aplikasi ini semakin luas di kalangan pengguna, serta kemampuan fungsionalitas bawaan pada aplikasi untuk meluncurkan serangan. 

"Terkadang sulit untuk menentukan apakah suatu serangan adalah phishing, karena perbedaannya bisa hanya satu karakter atau kesalahan kecil. Kewaspadaan yang didukung dengan bentuk teknologi anti-phishing adalah solusi paling andal dalam memerangi phishing di aplikasi messenger,” ujarnya.

 Untuk mengurangi risiko penipuan dan menerima tautan berbahaya di aplikasi perpesanan, ikuti saran sederhana berikut ini:

- Waspada dan perhatikan kesalahan pada ejaan atau penyimpangan lainnya di sebuah tautan

- 'Skema rantai' adalah praktik umum, di mana scammer meminta pengguna untuk membagikan tautan berbahaya dengan kontaknya yang kemudian terlihat sah bagi pengguna lain, layaknya dari orang yang mereka kenal. Waspada dan jangan bagikan tautan mencurigakan apa pun dengan kontak Anda

- Scammers sering menggunakan WhatsApp dan aplikasi perpesanan lain untuk berkomunikasi dengan pengguna yang ditemukan dari sumber yang sah (misalnya, berbagai marketplace dan layanan pemesanan akomodasi) dan juga menggunakannya sebagai metode komunikasi dalam pesan berbahaya. Bahkan jika pesan dan situs web terlihat sah, hyperlink, kemungkinan besar, akan memiliki ejaan yang salah, atau mereka dapat mengarahkan Anda ke halaman yang berbeda

- Bahkan jika pesan datang dari salah satu kerabat Anda, ingatlah bahwa akun mereka juga bisa diretas. Tetap berhati-hati dalam situasi apapun. Meskipun sebuah pesan tampak ramah, berhati-hatilah terhadap tautan dan lampiran

- Instal solusi keamanan tepercaya dan ikuti rekomendasinya. Solusi keamanan akan menyelesaikan sebagian besar masalah secara otomatis dan memperingatkan Anda dalam situasi genting.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait