Bunda Alami Burnout, Apa yang Sebaiknya Dilakukan Suami?

Jakarta - Seorang ibu biasanya dituntut bisa melakukan banyak hal, mulai dari mengasuh anak sampai mengurus suami. Itu semuanya bisa menimbulkan lelah berkepanjangan bagi ibu atau yang biasa disebut mommy burnout.
Ibu yang sedang dalam kondisi ini tentu dalam kondisi tidak optimal untuk membesarkan atau mengajari anak. Apa sih penyebab mommy burnout itu? Terus, bagaimana mengatasi mommy burnout?
Psikolog Anak dan Remaja Grace E. Sameve menjelaskan alasan dibalik mommy burnout.
"Secara garis besar, burnout itu terjadi kalau stressornya banyak tapi sumber dayanya kurang. Jadi kebutuhan lebih banyak tapi sumber dayanya nggak cukup. Semakin ini terjadi berkepanjangan, semakin tinggi risiko kita burnout," ungkap Grace dalam webinar Hansaplast, Kamis (22/12/2022).
Menurut Grace, hal itu dipengaruhi banyak hal seperti ekspektasi yang tinggi dari lingkungan sekitar, atau ketika melihat peran seorang ibu melalui sosial media yang harusnya begini begitu.
"Ekspektasi ibu baru yang dilihat di media sosial juga merupakan faktor risiko yang menyebabkan ibu baru itu mengalami burnout," kata Principal Child Psychologist Tentang Anak tersebut.
Grace mengungkap tanda awal mommy burnout, salah satunya sering membandingkan dirinya ketika sudah berstatus ibu dan sebelum menjadi ibu.
"Tanda awal mommy burnout ibu terus membandingkan kondisi diri dia saat ini dengan yang sebelumnya, dan setelah membandingkan hasilnya selalu menganggap dirinya lebih buruk dibandingkan yang sebelumnya sampai akhirnya muncul perasaan muak," jelas Grace.
Lantas apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi mommy burnout ini? Grace mengungkap suami bisa jadi support system yang membantu istrinya keluar dari kondisi tersebut.
"Pertama, coba hadir secara penuh dan tingkatkan perhatian. Dalam artian ayah belum tahu apa yang harus dilakukan, langkah pertama yang efektif adalah mencari tahu kebutuhan ibunya apa. Lalu yang kedua, coba berikan attention lebih dengan menunjukkan inisiatif-inisiatif. Lalu tawarkan solusi praktis karena ini juga berdampak risiko ibu untuk burnout berkurang. Misalnya kalau ibu kewalahan cuci baju, maka ayah bisa bantu cuci baju," jelasnya.
Hal lain yang bisa dilakukan suami juga adalah membangun komunikasi, bijak dalam berbicara, serta menjaga kondisi kesehatan fisik dan mental sendiri.
"Lalu coba bangun komunikasi rutin dua arah ketika ibu sedang santai. Tanyakan apa yang dibutuhkan karena ayah ingin membantu tapi belum tahu cara membantunya gimana. Bijak dalam berbicara juga jadi kunci penting karena ternyata itu bisa mempengaruhi ibu juga. Terakhir, jaga kondisi kesehatan fisik dan mental karena kalau kesehatan kita juga nggak optimal, maka dukungan yang diberikan kepada ibu juga jadi tidak optimal," tutupnya.