URguide

Belajar dari Kasus Johnny Depp, Ini Dampak KDRT dan Pencegahannya

Alfian Muntahanatul Ulya, Jumat, 3 Juni 2022 18.01 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Belajar dari Kasus Johnny Depp, Ini Dampak KDRT dan Pencegahannya
Image: Aksi KDRT bisa menimbulkan trauma bagi korban (ilustrasi: Pexels)

Jakarta - Belakangan ini jagat media sosial ramai membicarakan kasus pencemaran nama baik antara Johnny Depp dengan mantan istrinya Amber Heard. Konflik ini berawal saat Amber Heard mengaku menerima kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dari Johnny Depp.

Namun kebenaran atas kasus ini pun terungkap. Depp yang menggugat mantan istrinya tersebut dinyatakan menang dalam putusan akhir persidangan. Para juri memutuskan bahwa pernyataan Heard yang telah menuduh Depp sebagai pelaku kekerasan dalam rumah tangga adalah salah, dan Heard telah bertindak atas dasar kebencian.

Hal ini menjadi bukti bahwa laki-laki juga bisa menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Berkaca dari kasus yang menimpa Johnny Depp, kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga ini menimbulkan dampak yang nggak main-main ya, Guys. Di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Trauma

Seseorang bisa menjadi trauma karena mengalami kekerasan dalam hubungan mereka. Hal ini dapat mempengaruhi aspek lain dalam kehidupan. Perasaan nggak nyaman saat beraktivitas normal seringkali mengganggu akibat trauma yang dirasakan.

2. Rasa Sakit dan Luka Membekas

Saat seseorang menerima kekerasan fisik ketika mengalami kekerasan dalam rumah tangga, mustahil rasanya jika ia tidak merasakan sakit dan menderita. Kenyataannya banyak kasus yang mengungkap bahwa KDRT menimbulkan rasa sakit yang sulit untuk dihilangkan. Bahkan dalam beberapa kasus, ada korban kekerasan yang mengalami luka atau cacat fisik permanen akibat penganiayaan yang diterimanya.

Baca Juga: Berkaca dari Kasus Johnny Depp, Ternyata Pria Bisa Jadi Korban KDRT 

1643276631-image-1-trauma.jpgSumber: Ilustrasi trauma akibat kekerasan atau pelecehan seksual (freepik/wayhomestudio)

3. Paranoid

Seseorang yang pernah mengalami hal ini seringkali menjadi kehilangan kepercayaan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Hidupnya cenderung menjadi nggak tenang karena sulit melupakan penganiayaan yang pernah dia terima dari orang terdekat.

Meski demikian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir atau bahkan mencegah terjadinya kekerasan di dalam rumah tangga, di antaranya sebagai berikut:

1. Mengamalkan ajaran agama karena semua agama memiliki tujuan yang baik. Tidak ada satu pun agama yang mengajarkan untuk melakukan kekerasan kepada siapa pun. Ketika agama menjadi pondasi dalam sebuah keluarga, harapannya bisa meminimalisir terjadinya KDRT.

2.  Membangun komunikasi dengan baik dalam keluarga. Ciptakan suasana keterbukaan satu sama lain saat berkomunikasi sehingga bisa menimbulkan rasa saling memahami dan saling percaya yang dapat menjadi pondasi saat menyelesaikan masalah.

3. Melakukan mediasi melalui bantuan pihak ketiga yang dipercaya oleh kedua belah pihak saat permasalahan yang serius terjadi dalam rumah tangga. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya kekerasan akibat konflik yang sedang terjadi.

Keterlibatan penengah dari luar keluarga bisa mengantisipasi kehawatiran jika kedua belah pihak tidak bisa menahan emosi terhadap satu sama lain.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait