URtainment

Putri Marino hingga Dian Sastro Kompak Serukan Anti Kekerasan Seksual

Shelly Lisdya, Selasa, 8 Februari 2022 09.11 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Putri Marino hingga Dian Sastro Kompak Serukan Anti Kekerasan Seksual
Image: Ilustrasi stop pelecehan seksual (Image: megmeekermd.com)

Jakarta - Para pekerja film menyuarakan gerakan anti kekerasan seksual di industri perfilman. Mulai dari rumah produksi, Asosiasi Produser Film, hingga aktor dan aktris Indonesia aktif menyerukan tagar Ruang Aman Sinema.

FYI nih guys, Ruang Aman Sinema sendiri merupakan undangan terbuka untuk seluruh anggota ekosistem perfilman Indonesia agar bersama dalam berkomitmen dan mengedukasi diri membangun ruang aman dari kekerasan seksual.

Dalam gerakan ini, para pekerja film membuat tagline Diam Tak Selamanya Emas yang diunggah di media sosial sejak Minggu, 6 Februari 2022.

Adapun sejumlah aktor dan aktris yang ikut menyuarakan tagline ini adalah Putri Marino, Dian Sastrowardoyo, Happy Salma, Hannah Al Rashid, Cinta Laura, Zara Adhisty, Gina S. Noer, Shenina Cinnamon. Kemudian sutradara, Ernest Prakasa dan Fajar Bustomi, termasuk rumah produksi Miles Film milik Mira Lesmana.

Dalam unggahan yang beredar di media sosial, ada beberapa langkah untuk menolak kekerasan seksual, seperti penyusunan surat pernyataan bersama, mengusahakan pelatihan Anti Kekerasan Seksual, membuat SOP hingga mengusahakan dibuat Kode dan Dewan Etik serta mekanisme pengaduan demi membantu korban.

"Ini adalah undangan terbuka kepada seluruh anggota ekosistem perfilman Indonesia agar bersama berkomitmen dan mengedukasi diri untuk membangun ruang aman dari kekerasan seksual," bunyi halaman pertama 'Diam Tak Selamanya Emas'.

Gerakan tersebut didasarkan fakta bahwa persoalan kekerasan seksual di ekosistem perfilman masih terus terjadi dan tanpa aturan. Bahkan, semua orang bisa menjadi pelaku atau korban.

"Selama ini banyak korban yang bungkam karena tidak adanya sistem penanganan yang baik, serius dan berpihak pada korban," lanjut ajakan itu.

Dengan banyaknya kejadian kekerasan seksual di ekosistem perfilman, maka banyak sekali pekerjaan rumah atau PR yang harus diselesaikan insan perfilman.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait