URnews

Belajar Online Nggak Maksimal, Guru SD/MI di Tulungagung Terapkan 'Home Visit'

Nunung Nasikhah, Selasa, 28 Juli 2020 12.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Belajar Online Nggak Maksimal, Guru SD/MI di Tulungagung Terapkan 'Home Visit'
Image: ANTARA

Tulungagung – Sebanyak 300-an sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), memutuskan untuk menerapkan metode “home visit”.

Dengan metode itu, masing-masing guru mendatangi rumah siswa untuk memberikan materi pelajaran langsung.

Hal tersebut dilakukan karena pihak sekolah khawatir siswa tidak dapat menerima materi dengan baik saat mengikuti pembelajaran online atau daring. Salah satu sekolah yang menerapkan metode “home visit” tersebut adalah SDN Mangunsari, Kota Tulungagung.

Masing-masing guru kelas mendatangi kelompok-kelompok siswa yang telah dibentuk untuk diberi pengajaran langsung di rumah, namun tetap dengan menggunakan protokol kesehatan secara ketat.

Para siswa dikumpulkan di salah satu rumah siswa dengan jumlah per kelompok terdiri atas 6-8 siswa sekali pertemuan.

Pembelajaran metode “home visit” ini dijadwalkan dua kali dalam sepekan, yakni tiap Senin-Rabu, Selasa-Kamis.

1595910971-homevisit2.jpg

Sumber: ANTARA

Pembelajaran dimulai setiap pukul 07.00 WIB – 08.30 WIB yang dilanjutkan dengan kelompok berikutnya pukul 08.30 WIB - 10.00 WIB.

"Kegiatan pembelajaran secara kunjungan rumah ini kami lakukan karena sampai saat ini pembelajaran di sekolah belum diperbolehkan karena pandemi COVID-19," ungkap guru kelas 6 SDN Mangunsari, Kota Tulungagung, Tenri Sufhianto, seperti dikutip dari Antara (28/7/2020).

Di samping menjalankan home visit, Tenri mengatakan, sekolahnya juga menerapkan metode pembelajaran secara online.

Akan tetapi, untuk mata pelajaran tertentu, pengajaran dilakukan secara offline agar siswa tetap mudah menangkap materi pelajaran secara cepat dan efektif.

Tenri mengatakan, meski mendati ada orang tua atau keluarga yang mendampingi, tak semuanya mampu menjelaskan materi pelajaran yang dibutuhkan siswa.

"Selain pelajaran yang tidak bisa diberikan secara daring, faktor lain adalah tidak semua siswa memiliki akses internet dengan sarana android memadai,” ujarnya.

“Ini masukan dari wali murid (orang tua) karena pembelajaran melalui aplikasi atau WA dianggap tidak maksimal,” imbuhnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulungagung Haryo Dewanto mengatakan, metode “home visit” tersebut digelar di lebih dari 300 dari total 660 sekolah tingkat SD dan MI setempat.

"Di Tulungagung ada 50 persen sekolah yang melakukan pembelajaran luring ini, terutama untuk kelompok SD ya," kata Yoyok, sapaan akrab Haryo Dewanto.

Menurutnya, metode ini menjadi pilihan yang diambil masing-masing sekolah untuk menyiasati kendala pembelajaran secara daring, baik akibat teknis ketersediaan jaringan internet, kendala perangkat android hingga daya tangkap siswa dalam mengikuti pembelajaran secara daring.

Ia menambahkan, hanya sekolah di kota dan wilayah dataran dengan akses internet baik yang efektif memberlakukan pembelajaran daring atau online.

Sementara di wilayah pegunungan, banyak kendala pembelajaran daring mulai dari keterbatasan sarana, hingga minimnya akses dan faktor SDM.

 

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait