URnews

Bertambah, Jumlah Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia Jadi 20

Nivita Saldyni, Selasa, 14 Juni 2022 20.37 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bertambah, Jumlah Kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia Jadi 20
Image: Ilustrasi Omicron (Reuters via Antara)

Jakarta - Kasus COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia kembali bertambah. Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril menyebut hingga Selasa (14/6/2022), jumlahnya telah mencapai 20 kasus.

"Sampai hari ini ada 20 subvarian Omicron yang terdiri atas dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5," kata Syahril, mengutip ANTARA, Selasa (14/6).

Kasus BA.4 dan BA.5 sendiri di Indonesia pertama kali terdeteksi pada 6 Juni 2022. Subvarian ini pertama kali ditemukan pada empat kasus di Bali dan beberapa hari kemudian disusul empat kasus di Jakarta. Sehingga Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada Senin (13/06/2022) melaporkan ada delapan kasus di Tanah Air.

Artinya telah ada penambahan 12 kasus dari laporan sebelumnya. Namun Syahril tak merinci sebaran daerah yang terdeteksi kasus-kasus tersebut.

Sebelumnya, Syahril pada Jumat (10/6/2022) menyebut subvarian ini memiliki tingkat kesakitan rendah pada pasien yang terkonfirmasi positif ketimbang subvarian lainnya. Namun transmisi keduanya memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat.

Masih dari sumber yang sama, Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama memperkirakan laju penularan subvarian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan pada Januari dan Februari 2022 itu bakal naik lima kali lipat di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Potensi kenaikan kasus ini menurutnya dipengaruhi oleh proteksi imunitas yang berhubungan dengan cakupan dan waktu vaksinasi sebelumnya.

Sedangkan di Eropa, European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) bahkan sudah mulai meningkatkan klasifikasi BA.4 and BA.5 dari Variants of Interest menjadi Variants of Concern sejak 12 Mei 2022. Tjandra pun memperkirakan kasus dua subvarian ini bakal mendominasi di Eropa dalam beberapa minggu mendatang.

ECDC, kata Tjandra, masih berupaya mengumpulkan data tentang efektivitas obat monoclonal antibodies (mAb) pada pasien BA.4 dan BA.5. Namun menurutnya sejauh ini efek obat itu tampak sedikit menurun ataupun tetap.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait