URtech

BSSN dan Polri Buru Bjorka

Shinta Galih, Selasa, 13 September 2022 18.03 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
BSSN dan Polri Buru Bjorka
Image: Badan Siber dan Sandi Negara (Foto: SetKab)

Jakarta - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengatakan pihaknya saat ini tengah menelusuri jejak hacker Bjorka yang melakukan peretasan data ke sejumlah instansi pemerintah dan doxing para pejabat di Tanah Air.

“Sedang kami telusuri,” ujar Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.

Guna menelusuri latar belakang Bjorka, BSSN terus berproses lantaran serangan itu dilancarkan di ruang siber. Sebab itu mereka berkoordinasi pula dengan pihak Bareskrim Polri terkait dengan forensik digital untuk menelusuri latar belakang sang hacker

“Kita bersama-sama dengan aparat terkait, khususnya Bareskrim kita juga berkoordinasi,” ujarnya.

Selain itu, Hinsa menyebut BSSN juga berkoordinasi dengan stakeholder pemilik data yang diduga diretas, agar melakukan evaluasi sistem. Menurutnya, masing-masing kementerian/lembaga ikut bertanggung jawab terhadap masalah keamanan sistem elektronik.

"Karena sebagian juga enggak merasa 'kami merasa tidak kehilangan data' atau tidak tahu," katanya.

Ia mengatakan BSSN memberikan layanan IT Security Assessment (ITSA) untuk menemukan celah kerentanan pada layanan publik berbasis sistem informasi oleh penyelenggara negara.

Terkait isu kebocoran data nasional oleh peretas yang mencuat beberapa waktu belakangan, Hinsa mengimbau masyarakat agar tetap tenang dalam menyikapi serangan peretas di ruang siber.

Ia menyebut bahwa secara umum infrastruktur informasi vital nasional sampai saat ini berjalan dengan baik, dan serangan siber yang dilancarkan peretas "Bjorka" masih masuk dalam klasifikasi intensitas rendah.

“Menyikapi dengan tenang tapi bukan berarti abai, jadi intensitas-nya kalau dalam siber intensitas rendah dan kita harapkan jangan sampai terjadi juga meningkat,” ujarnya.

Lebih lanjut Hinsa mengatakan bahwa sistem keamanan teknologi dan informasi di Indonesia masih terbilang belum cukup kuat. Hal tersebut tidak terlepas masifnya penggunaan teknologi oleh masyarakat Indonesia saat pandemi Covid-19.

"Kita tidak boleh langsung beranggapan kami ini kuat, karena kita tahu banyak kerentanan. Pemerintah tentu juga menyadari. kita semua pun seluruh bangsa indonesia itu menyadari, kita baru masuk, kira-kira setelah covid ini semakin masif ya, itu era digital. Itu merubah paradigma sebenarnya," tuturnya.

Pun begitu, BSSN tengah melakukan percepatan dalam keamanan siber. Meskipun dalam setiap perkembangan teknologi selalu ada hal yang baru sehingga menjadi celah bagi seseorang melakukan tindak pidana teknologi.

"BSSN mengejar terutama soal keamanan ya. Jadi memang kita berharap, perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi itu paralel, dan sejajar dengan ancaman yang akan timbul," pungkas Hinsa.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait