URedu

Bukan PJJ, Nadiem Sebut Pembelajaran Tatap Muka yang Jadi Prioritas Kemendibud

Nunung Nasikhah, Jumat, 31 Juli 2020 19.55 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Bukan PJJ, Nadiem Sebut Pembelajaran Tatap Muka yang Jadi Prioritas Kemendibud
Image: Ilustrasi belajar online. (Pixabay)

Bogor – Karena pandemic COVID-19, proses belajar mengajar di sekolah diganti dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) menggunakan sistem daring atau online.

Kendati demikian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengakui bahwa dirinya sebenarnya tidak menginginkan sistem PJJ.

PJJ tersebut, menurutnya, terpaksa dilakukan karena pandemi COVID-19 yang mengharuskan banyak orang untuk seminimal mungkin menjaga jarak dengan orang lain guna membatasi penularan.

Ia menambahkan, yang justru menjadi prioritas Kemendikbud saat ini adalah mengembalikan siswa ke sekolah secepat dan seaman mungkin dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang dibutuhkan untuk mencegah penyebaran COVID-19.

"Jadi prioritas utama kita di Kemendikbud adalah untuk mengembalikan anak-anak ke sekolah dengan secepat dan seaman mungkin,” kata Menteri Nadiem dalam temu media setelah mengunjungi beberapa sekolah di Bogor, seperti dikutip dari Antara (31/7/2020).

“Ini adalah prioritasnya. Bukan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)," tegasnya.

Nadiem menegaskan, PJJ bukanlah kebijakan pemerintah karena sifatnya terpaksa. Menurutnya, PJJ muncul dari pilihan antara ada pembelajaran atau tidak ada pembelajaran sama sekali karena krisis kesehatan.

“Jadi PJJ itu bukan sesuatu yang diinginkan sama sekali, dan kita ingin secepat dan seaman mungkin mengembalikan siswa ke sekolah," tuturnya.

Nadiem juga mengakui, selama pelaksanaan PJJ, banyak ditemui beberapa tantangan selama pelaksanaannya. Ia juga menegaskan, pembelajaran secara tatap muka jauh lebih baik dibandingkan dengan PJJ.

"Tak ada yang bisa menggantikan interaksi tatap muka," tegasnya.

Melalui pembelajaran tatap muka, kata Nadiem, guru dapat secara langsung melihat emosi anak dan merasakan energi semangat dari para siswa ketika berada di kelas. Dengan begitu, guru bisa lebih peka mengetahui perasaan muridnya.

"Sebagai orang tua (saya) lebih menyadari ini. Saya membantu mereka melalui zoom, tetapi tetap tidak sama," tandasnya.

Oleh karena itu, Nadiem kembali menekankan bahwa Kemendikbud akan terus berusaha untuk memastikan para siswa bisa kembali sekolah dengan aman.

Namun, selama PJJ dilaksanakan, Nadiem tetap mengharapkan PJJ bisa sukses dilaksanakan oleh guru dan sekolah, dengan dukungan peran orang tua.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait