URstyle

Canggih, Ilmuwan Ini Ciptakan Alat Deteksi Penyakit Usus Lewat Bunyi Kotoran

Griska Laras, Kamis, 22 Desember 2022 11.07 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Canggih, Ilmuwan Ini Ciptakan Alat Deteksi Penyakit Usus Lewat Bunyi Kotoran
Image: istimewa

Jakarta – Teknologi alat kesehatan kini semakin canggih. Para ilmuwan melakukan banyak inovasi dalam menciptakan perangkat yang dapat membantu tim medis melakukan diagnosis atau menangani penyakit tertentu. 

Belum lama ini para peneliti dari Georgia Tech membuat teknologi medis baru yang dapat mendeteksi diare atau penyakit usus lain melalui bunyi kotoran yang terbuang di toilet. 

Alat tersebut ditemukan Maia Gatlin dari Georgia Institute of Technology dan dipresentasikan kepada Acoustical Society of America bersama jurnal 'The Feses Thesis: Using Machine Learning to Detect Diare'.

Menurut laporan New York Times, alat tersebut adalah sistem suara berteknologi tinggi yang dapat menunjukkan ketika seseorang menderita penyakit usus yang parah. Salah satunya korela, yang menjadi penyebab kematian 150 ribu jiwa setiap tahunnya. 

"Sensor mesin ini terdiri dari mikrofon siap pakai yang terhubung ke Raspberry Pi. Model Raspberry Pi dapat dirampingkan untuk memangkas biaya sambil tetap melauani fungsi pengumpulan daya dan inferensi model yang sama," kata Gatlin dilansir New York Post, Kamis (22/12/22).

Bagaimana Diarrhae Detector Bekerja?

'Detektor Diare' bekerja dengan merekam suara ekskresi atau kotoran menggunakan mikrofon. Sampel suara dari sesi buang air besar ini disimpan dalam mikroprosesor. 

Dalam keadaan darurat, mesin non invasif ini dapat mengisolasi nada setiap pengguna toilet dengan konsistensi gelombang suara ketika pengguna toilet buang air besar. 

Suara tersebut kemudian diekstrak menjadi audio spektogram sebelum diproses melalui algoritma untuk klasifikasi tertentu. 

"Kami berharap sensor berukuran kecil ini dapat digunakan di daerah yang menjadi penyebaran wabah kolera secara terus menerus," jelas Gatlin.

Sensor ini juga dapat digunakan di zona bencana dimana kontaminasi air menyebabkan penyebaran patogen yang ditularkan melalui air atau bahkan di fasilitas perawatan untuk memantau pergerakan usus pasien secara otomatis.

Gatlin menjelaskan fase berikutnya dari 'proyek poo' ini adalah mengumpulkan data akustik dunia nyata sehingga model pembelajaran mesin mereka dapat beradaptasi untuk bekerja di berbagai lingkungan kamar mandi.

"Mungkin suatu hari nanti, algoritma kami dapat digunakan dengan perangkat pintar di rumah yang ada untuk memantau pergerakan usus dan kesehatan seseorang," papar Gatlin.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait