URnews

Cerita Korban soal Dugaan Pelecehan Seksual oleh Pengemudi inDriver

Elga Nurmutia, Minggu, 9 Januari 2022 20.18 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Cerita Korban soal Dugaan Pelecehan Seksual oleh Pengemudi inDriver
Image: Aplikasi inDriver (Foto instagram inDriver Indonesia)

Jakarta - Belum lama ini, akun media sosial @ecommurz mengunggah cerita pelecehan seksual yang dialami oleh seorang perempuan bernama Lala. 

Lala mendapatkan pesan tidak diinginkan dari nomor si pengemudi ojol inDriver yang beroperasi di daerah Jakarta, Kamis (6/1/2021). 

“Kejadiannya Kamis kemarin ya, saya baru buka chatnya kemarin,” ujar Lala kepada Urbanasia, Minggu (9/1/2021).

Setelah adanya kejadian tersebut, Lala melaporkannya pesan tidak sopan yang dia terima ke pihak inDriver melalui email serta media sosial.

“Udah udah lapor ke indriver kok, via email ya [email protected], kebetulan yang laporin bukan aku aja, sebelumnya temenku juga udah lapor terkait hal ini,” sambung Lala.

Lala langsung memblokir kontak pelaku karena merasa takut setelah melaporkan kejadiannya.

“Saya langsung block sih. Tapi jadi takut juga ya misalkan dia nanti terkena suspend dari pihak inDriver. Terus dia marah dan dendam sama saya. Padahal dia tau tempat tinggal saya di mana,” jelasnya.

Kepada Urbanasia, Lala mengaku baru mendapat balasan tertulis dari email aduan yang ia kirimkan.

“Baiklah kami akan senantiasa memerhati dan kami akan mengambil tindakan tersebut. Terima kasih karena telah memberitahu kami dan masukkan anda supaya kami menjadi lebih baik. Mohon maaf di atas ketidaknyamanan anda. Terima kasih,” begitu isi balasan inDriver kepada Lala.

Lala yang juga memposting kejadian tersebut di instagram pribadinya mendapatkan banyak tanggapan dari followers-nya. Beberapa malah menyalahkan Lala selaku korban.

“Parahnya pas dapat perlakuan begitu beberapa orang tetap menyalahkan saya. Ada beberapa yg malah reply begini, parahnya itu orang-orang yg saya kenal dengan baik,” terang Lala.

“Makanya dong jangan cantik2 jadi org,” kata pengikut Instagram Lala.

Pelecehan seksual yang dialami oleh Lala terjadi saat Lala berangkat ke kantor di daerah Kuningan. Ia mendapatkan chat berbau pelecehan dari pengemudi ojol yang ditumpanginya.

“Jadi saya di daerah pasar minggu, kebetulan kantor di kuningan,” ungkapnya lewat aplikasi pesan.

Lala juga mengaku kerap kali menggunakan ojol untuk transportasi sehari-hari. Namun, pada saat itu pengemudi meminta untuk melewati jalan tikus, bukan jalan yang biasa dilewati oleh wanita 24 tahun ini.

“Kan emang tiap hari pake ojek online buat transportasi sehari-hari. Pagi-pagi biasa saya turun terus si bapak ojol nunggu di depan lobby. Setelah itu saya bilang pak, lewat duren tiga aja, karena emang biasanya saya lewat sana. Tapi si bapak menolak, katanya : lewat jalan tikus aja ya mbak, soalnya macet. Saya ikutin bapaknya kan, karena dia pasti lebih tau jalan lah daripada saya,” katanya.

Kemudian, sepanjang jalan pelaku pun melakukan basa-basi kepada korban. Pada saat yang sama Lala pun tidak menjawab semua pertanyaan dari pengemudi ojol tersebut.

“Di sepanjang jalan dia basa basi gt sih, tanya tiap hari ya berangkat ke kuningan, jam segini ya mbak, mba aslinya mana, pertanyaan begitu. Saya hanya jawab beberapa aja. Nggak semuanya,” lanjut Lala.

Akhirnya, ketika sampai di kantor dan keadaannya sedang sibuk, Lala pun hanya membaca sekilas chat dari ojol yang ditumpanginya dan baru membuka saat akhir pekan.

“Sampai kantor saya turun, kok ada chat dari bapaknya, karena lagi riweuh saya cuma baca dr luar aja, chatnya nggak saya buka, jd sekilas saya cuma baca bagian “gimana mbak lala saya jago kan nyetirnya”. Nah kebetulan semalam karena weekend saya biasa balasin pesan-pesan yang emang belum sempet dibalas. Kebetulan pas baca chat bapaknya,” imbuhnya.

Atas kejadian yang menimpanya, Lala pun berharap agar pengemudi diberhentikan dari seluruh pekerjaannya dan mendapat sanksi sosial. Karena tidak menutup kemungkinan dia melakukan hal serupa kepada orang lain.

“Harusnya di hentikan dari semua pekerjaannya dia, harusnya dia dapat sanksi sosial.  Karena ngga menutup kemungkinan dia melakukan hal itu juga ke orang lain,” tegasnya.

Terlebih, Lala juga menjelaskan banyak korban pelecehan seksual yang tidak mau atau takut melaporkan kejadian tersebut karena malu dan takut disalahkan.

“Apalagi kebanyakan korban pelecehan seksual tidak mau dan takut melaporkan kekerasan seksual yang dialaminya karena malu, takut disalahkan. Belum lagi banyak masyarakat yg justru menyalahkan sang korban,” pungkasnya.

Hingga berita ini dinaikkan, pihak Indriver tidak merespon permintaan klarifikasi dari Urbanasia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait