URsport

Chelsea Menang Tiga Laga Beruntun, Pertanda Juara Liga Champions?

Rezki Maulana, Kamis, 8 April 2021 17.56 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Chelsea Menang Tiga Laga Beruntun, Pertanda Juara Liga Champions?
Image: Chelsea menang 2-0 di kandang Porto (twitter @ChampionsLeague)

Jakarta - Chelsea tak perlu menunggu lama untuk bangkit usai kekalahan memalukan dari West Bromwich Albion. The Blues langsung menang 2-0 di kandang Porto.

Melawat ke kandang Porto di leg pertama perempatfinal Liga Champions di Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla, Kamis (8/4/2021) dini hari WIB, Chelsea menurunkan tim terbaiknya.

Tapi, Chelsea kesulitan meladeni permainan agresif  Porto yang menciptakan 12 attempts, lima di antaranya tepat sasaran. Sementara itu, Chelsea cuma bikin enam attempts sepanjang 90 menit, tiga di antaranya mengarah ke gawang.

Lebih banyak ditekan, Chelsea mampu memimpin 1-0 di menit ke-32 lewat gol Mason Mount. Gol kedua yang memantapkan kemenangan Chelsea hadir di menit ke-85 lewat Ben Chilwell.

Menang 2-0, Chelsea dalam posisi nyaman untuk bisa melaju ke semifinal karena akan gantian menjamu lawannya pekan depan. Lini pertahanan Chelsea memang bermain mantap di pertandingan ini.

Kapten Cesar Azpilicueta membuat total tiga blok, lebih banyak dari pemain lain di laga itu. Lalu duetnya Andreas Christensen malah lebih oke dengan enam sapuan, enam umpan panjang akurat, lima kali memenangi duel udara, tiga kali merebut bola, dan satu intersep.

Karena performa kedua bek tengah yang mantap itulah, Edouard Mendy di bawah mistar Chelsea jadi lebih aman dan menorehkan tujuh clean sheet musim ini. Belum ada kiper Chelsea yang mencapai itu sebelumnya.

Ini jadi respons mantap Chelsea setelah kekalahan telak di kandang sendiri akhir pekan lalu dengan skor 2-5 dari West Brom. Thomas Tuchel pun bisa tersenyum lebar karena Chelsea-nya di kompetisi ini belum tumbang.

Apalagi dengan tiga kemenangan beruntun di tiga laga perdananya di fase gugur, Chelsea berpotensi mengulang prestasi bersama Roberto Di Matteo saat jadi juara Liga Champions pada 2012.

Bisakah Tuchel melakukannya?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait