URnews

Curigai Surat Pernyataan Ibunda Novia Widyasari, dr Gia: Terlalu Runut

Anisa Kurniasih, Senin, 6 Desember 2021 18.40 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Curigai Surat Pernyataan Ibunda Novia Widyasari, dr Gia: Terlalu Runut
Image: Ibunda Novia Widyasari Rahayu, Fauzan Safaroh, buka suara mengenai putrinya dalam sebuah video. (Tangkapan layar video via Twitter @rajatikam_)

Jakarta - Viralnya Kasus bunuh diri Novia Widyasari terus menjadi perhatian netizen karena kisah tragisnya yang diduga depresi akibat diperkosa dan dipaksa aborsi oleh pacarnya, Randy Bagus.

Namun belum lama ini, netizen justru dikagetkan dengan beredar sebuah foto yang disebut-sebut sebagai surat pernyataan yang dibuat oleh Ibunda Novia.

"Saya memohon kepada bapak Kapolres Mojokerto untuk tidak dilakukan tindakan hukum berupa Autopsi baik luar atau dalam di Rumah Sakit mengingat bahwa saya selaku ibu kandung Sdri. Novia Widyasari Rahayu menerima bahwasanya anak kami tersebut meninggal dunia secara wajar dan tidak adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh anak kami saat diketemukan meninggal dunia tersebut," bunyi potongan surat pernyataan tersebut.

Pernyataan itu lantas membuat publik bertanya-tanya, termasuk seorang dokter bernama Gia Pratama.

Melalui akun twitternya @GiaPratamaMD, ia menyatakan bahwa dirinya kurang yakin surat tersebut merupakan ketikan langsung Ibunda Novia.

"Saya kurang yakin surat ini ketikan langsung, atau bahkan 100 persen pernyataan ibu Novia," cuitnya, dikutip Senin (6/12/2021).

Ia juga menjelaskan alasan ketidakyakinan tersebut melalui analisis pribadinya lantaran bahasa yang digunakan adalah bahasa hukum.

"Ini terlalu runut, terlalu berbahasa hukum, dan sampai mengerti autopsi luar dan autopsi dalam. Kasus yg sungguh merenyuh hati," tulisnya saat membalas cuitan foto surat yang beredar tersebut.

Dokter sekaligus penulis buku itu juga mempertanyakan kewajaran kematian korban jika hal tersebut terjadi pada anak perempuan para pengikutnya.

"Kalau kita punya anak perempuan, dipacari, tdk dinikahi, dihamili, dipaksa aborsi, sampai jatuh depresi sampai akhirnya bunuh diri. Apakah kita akan mau bilang kematian anak perempuan kita kematian yang wajar?," sambung dia.

"Menyatakan bahwa anaknya bunuh diri tapi juga mengatakan menerima bahwa anaknya meninggal secara wajar. Konslet," tegasnya.

“Anyway, Depresi itu nyata adanya, dan bisa membunuh kapan saja,” kata Gia.

Sebelumnya diketahui surat tersebut telah beredar di masyarakat hingga menimbulkan kecurigaan netizen lantaran bahasa dan banyak kesalahan kata dalam surat itu.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait