Dampak Pandemi, Insan Film Surati Jokowi: Kami Butuh Bantuan

Jakarta - Pandemi COVID-19 ternyata membawa dampak bagi semua elemen masyarakat, tak terkecuali para pelaku industri film.
Hal itu lantas membuat sebagian sinemator melayangkan surat untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti Endik Koeswoyo, Baim Wong, Vino G Bastian dalam akun Instagram pribadinya dan masih banyak lagi.
"Film Indonesia adalah milik kita semua, yang telah menjadi sahabat di banyak waktu, menjadi perekam banyak peristiwa bangsa untuk bisa kita jadikan renungan di kemudian hari. Membuat kita tertawa, terharu, terhibur, bahkan memandang diri kita," tulis Endik dalam akun Instagramnya @endikkoeswoyo, Jumat (5/3/2021).
"Perfilman Indonesia yang sebelum pandemi sedang menuju puncak kejayaannya, merupakan hasil kerja keras puluhan ribu pekerja industri film. Film Indonesia membawa wajah Indonesia ke penjuru dunia. Film Indonesia bukan saja hiburan, tapi juga penyandang budaya. Kami ingin kembali bisa berkarya, untuk bisa menginspirasi dan membuka mata. Kami memohon dukungan Bapak Presiden Joko Widodo @jokowi. Dan seluruh rakyat Indonesia," tambahnya.
Di awal surat tersebut, Insan Film Indonesia menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 ini memukul keras industri perfilman yang kehilangan pemasukan terbesarnya karena bioskop harus tutup.
Berikut isi surat para industri perfilman untuk Jokowi:
Industri film merupakan bagian penting dari Indonesia karena melibatkan pekerja dan penonton, serta seluruh yang masuk di industri kreatif.
Di masa pandemi ini, industri film mengalami pukulan keras, seperti puluhan ribu pekerja sulit bertahan hidup akibat proses produksi film yang terhambat. Industri film juga kehilangan potensi pemasukan terbesarnya seiring bioskop yang pengoperasiannya terbatas.
Kondisi industri film nasional semakin parah akibat pembajakan film yang merajalela di tengah pandemi COVID-19 sehingga mengancam masa depan industri film tanah air, ini akibat masyarakat masih takut untuk mengunjungi bioskop.
Untuk itu, Insan Film Indonesia pun meminta bantuan dan dukungan kepada Jokowi. Dengan tujuan, agar pencapaian industri film tanah air tidak sia-sia.
Terlebih, sejak dibukanya daftar negatif investasi (DNI) di bidang perfilman tahun 2016, perfilman nasional memasuki era baru. Di mana, jumlah penonton terus meningkat dari tahun ke tahun dengan pertumbuhan sebesar 20 persen selama empat tahun terakhir.
Pun pertumbuhan ini menjadikan Indonesia sebagai pasar film nomor 10 terbesar di dunia dengan nilai pasar US dolar 500 juta di akhir 2019.
"Kami semua siap mempertahankan semua yang telah kami capai, tetapi kami tidak bisa melakukannya sendiri. Kami butuh bantuan dan dukungan negara agar apa-apa yang sudah terbangun tidak musnah sia-sia. Para pembuat film harus terus berkarya dan membuat film-film yang dicintai penontonnya sendiri dan dihargai di mata dunia. Kami sangat berharap koordinasi pemerintah Indonesia melalui kementerian yang terkait di kabinet Indonesia Maju dan Satuan Tugas COVID-19 untuk bisa memberikan bantuan kepada perfilman Indonesia," akhir bunyi surat tersebut.