URnews

Darurat Perkosaan di Lingkungan Agamis, Ini Kata Aktivis Perempuan

Nivita Saldyni, Kamis, 16 Desember 2021 18.50 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Darurat Perkosaan di Lingkungan Agamis, Ini Kata Aktivis Perempuan
Image: Ilustrasi perkosaan. (Pixabay)

Jakarta - Beberapa waktu terakhir kita dihebohkan dengan munculnya kasus-kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan pesantren. Hal ini pun kemudian menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk aktivis perempuan Dini Adhiyati.

Dalam URtalks 'Darurat Perkosaan di Lingkungan Agamais' yang disiarkan langsung dari akun Instagram Urbanasia pada Kamis (16/12/2021), Dini mengatakan bahwa kasus-kasus kekerasan dan pelecehan seksual ini sebenarnya sudah lama ada di lingkungan pendidikan. Pasalnya bukan hanya di pesantren, ada banyak kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan pendidikan lainnya, seperti di kampus.

"Nah yang belakangan ini terjadi di pesantren tentang nilai. Jadi pesantren seharusnya tidak mempertahankan citra tapi harus transparan tentang apa yang terjadi di dalam pesantren," kata Dini.

Secara kelembagaan sendiri, Dini menilai ada beberapa hal yang harus dibenahi oleh pesantren-pesantren di Indonesia. Apa saja, ya? Yuk, simak penjelasan Dini berikut ini!

"Kalau menurut saya sendiri ada beberapa hal yang perlu ditinjau ulang atau dievaluasi, pastinya tentang monitoring-monitoring, izin-izin administrasi harus jelas," kata Dini.

Menurutnya hal ini berkaca dari beberapa kasus yang terjadi belakangan. Bahwa ternyata ada kasus kekerasan dan pelecehan seksual tersebut terjadi di lingkungan pesantren yang tak mendapatkan izin dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag). Sehingga penting bagi kita untuk lebih teliti dalam hal tersebut.

"Kedua, di pesantren itu hari ini tidak boleh ada lagi ruang tertutup dan eksklusif," tegasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait