Dear Marketplace, Ini Loh 4 Hal yang Diidamkan Seller!

Jakarta - NeuroSensum, perusahaan riset konsumen berbasis neurosains dan kecerdasan artifisial, melakukan studi kualitatif mengenai kecenderungan konsumen dalam memanfaatkan online marketplace untuk berbelanja kebutuhan lebaran.
Hasil studi tersebut menyebutkan kebutuhan belanja secara online di masa pandemi juga turut meningkatkan pendapatan para seller di sejumlah online marketplace.
Bagi para seller, momen seperti Idulfitri menjadi peluang besar untuk meraup keuntungan berlipat ganda. Konsumen yang telah memperoleh THR biasanya membelanjakan uangnya terutama untuk produk fashion selain kue, parsel, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
“Tantangannya, selepas momen hari raya, konsumen cenderung mengurangi kebutuhan untuk berbelanja online. Dari studi kualitatif lainnya, NeuroSensum juga mendapati empat hal yang diinginkan oleh para penjual di online marketplace agar lapak jualan mereka tetap ramai,” ungkap Grace Oktaviana, Associate Director, NeuroSensum.
Dalam wawancara, mereka menyebutkan empat hal yang diinginkan oleh para seller di online marketplace antara lain:
Pertama, gratis ongkir (ongkos kirim) merupakan hal yang paling digemari konsumen, sekaligus oleh para penjual online.
Seorang penjual aksesoris daring, yang menyebut gratis ongkir sangat berpengaruh terhadap jumlah pesanan, bahkan bisa meningkat 100% atau dua kali lipat dibanding biasanya. Selain itu, promo tanggal kembar misal seperti 5.5 atau 12.12 hingga flash sale juga terbukti secara efektif meningkatkan pesanan atau volume penjualan usaha mereka.
"Subsidi ongkir itu sangat membantu untuk daya tarik pembeli karena lokasi seller juga berpengaruh. Masalahnya terkadang pembeli bisa berpikir dua kali kalau ongkirnya mahal. Kayak saya kan lokasinya di Malang. Pembeli biasanya akan cari yang lokasinya dekat-dekat biar ongkirnya bisa murah. Kalau ada free ongkir, lokasi bukan lagi hambatan. Saya tetap kirim barang ke Jakarta, Bali, Sulawesi, atau Kalimantan," tutur salah satu responden yang memiliki toko fashion dan aksesoris dari Malang, Jawa Timur.
Kemudian kedua adanya seller service yang disediakan online marketplace terbukti membantu perkembangan usaha mereka.
Seller service menjembatani penjual dengan pihak marketplace, misalnya untuk menginformasikan promo yang akan berlangsung, atau memberikan pendampingan apabila ada kendala dalam sistem, transaksi maupun masalah pengaduan.
Seller service juga aktif sebagai personal reminder untuk mengingatkan para penjual agar tetap eksis berdagang dan bersaing secara sehat.
“Kegagapan teknologi dan marketing digital kerap menjadi tantangan UMKM berlaga di e-commerce. Mereka sering kali tidak update atau bahkan tidak mengetahui mengenai promosi-promosi yang dapat mereka lakukan di e-commerce. Nah, tugas Seller service ini menjembatani gap antara seller dan marketplace tersebut,” tambah Grace.
Baca Juga: Hidupkan Pariwisata, Kemenparekraf Gelar 'Indonesian Sellers Meeting' untuk Pasar Australia
Selanjutnya ketiga, program edukasi berupa pelatihan offline maupun online, yang membantu dan membimbing penjual untuk mengembangkan bisnis. Berbagai tips yang diberikan oleh online marketplace telah diterapkan oleh penjual dan terbukti membantu menyelesaikan masalah.
“Pelatihan tata kelola gudang, misalnya, membantu para seller mengoptimalkan ruang gudang yang ada untuk mengakomodasi flow penjualan. Misalnya memisahkan barang untuk toko fisik dengan online, dan sebagainya. Jadi ketika berhitung berapa barang yang keluar, apakah perlu supply lagi, itu semua terpantau dengan baik dengan tata kelola gudang yang baik,” tambah Grace.
Terakhir adalah exposure yang gencar dari e-commerce atau online marketplace ke publik. Menurut para penjual, iklan di media elektronik televisi, media luar ruang, atau media sosial juga menjadi bentuk dukungan konkret untuk meningkatkan penjualan. Mereka beranggapan semakin banyak iklan yang beredar maka kesadaran masyarakat otomatis semakin tinggi. Ujung-ujungnya calon konsumen potensial akan datang untuk melihat dan berbelanja di toko-toko online yang ada.
“Dengan dukungan empat hal tadi, kolaborasi antara seller dan online marketplace bisa terjalin secara baik dan saling menguntungkan. Sejatinya, e-commerce atau online marketplace ideal adalah yang bisa bertumbuh, berkembang bersama penjual, serta mampu memberikan solusi terbaik agar menciptakan sinergi yang seimbang dan berkelanjutan sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,” pungkas Grace.