URnews

Dinkes Catat Ada 108 Kasus Positif COVID-19 Varian Omicron di Jatim

Nivita Saldyni, Kamis, 3 Februari 2022 08.27 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Dinkes Catat Ada 108 Kasus Positif COVID-19 Varian Omicron di Jatim
Image: Ilustrasi Omicron (Reuters via Antara)

Surabaya - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur (Jatim) mencatat saat ini telah ada 108 orang di provinsi setempat yang terpapar virus COVID-19 varian Omicron. Data itu diperoleh dari Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga Surabaya.

Jumlah itu bertambah cukup banyak dari yang sebelumnya hanya tercatat 26 kasus.

ITD Universitas Airlangga sendiri menyatakan, per 28 Januari 2021 ada 82 tambahan kasus Omicron baru di Jatim yang membuat total kasus varian tersebut kini menjadi 108 orang.

Adapun kasus Omicron di Jatim itu tersebar di 13 kabupaten/kota di Jatim. Kasus Omicron itu tercatat di Kota Surabaya (44 kasus), Kota Malang (24 kasus), Kabupaten Pasuruan (11 kasus), Kabupaten Sidoarjo (6 kasus), Kabupaten Malang (6 kasus), Kabupaten Madiun (6 kasus), Kabupaten Gresik (5 kasus).

Selain itu, masing-masing satu kasus tercatat di Kota Madiun, Kabupaten Jember, Kota Mojokerto, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Trenggalek.

"Dari total 108 orang yang terkonfirmasi positif varian Omicron, sebanyak 47,2 persen telah dinyatakan sembuh atau selesai menjalani isolasi. Sedangkan 52,8 persen lainnya masih menjalani isolasi dengan kondisi mayoritas tanpa gejala atau gejala ringan," kata Kepala Dinkes Jatim, dr. Erwin Astha Triyono dalam keterangannya di Surabaya pada Rabu (2/2/2022).

Lebih lanjut, ia menjelaskan sekitar 63 persen warga yang terinfeksi Omicron telah mendapatkan vaksin COVID-19 lengkap dua dosis. Mereka rata-rata tak menunjukkan gejala sampai bergejala ringan.

"Artinya dengan vaksinasi dapat mengurangi tingkat keparahan akibat COVID-19," tambahnya.

Namun, menurutnya kita tak bisa mengandalkan vaksinasi. Erwin mengatakan, masyarakat juga harus disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

"Hal ini penting dilakukan untuk menjamin seseorang aman dari tertular maupun menularkan COVID-19 kepada orang lain," kata Erwin.

Menyusul peningkatan kasus ini, kata Erwin, Pemprov Jatim telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran Omicron semakin meluas.

Mulai dari melaksanakan surveilans ketat COVID-19 hingga mengintensifkan pemeriksaan dan pelacakan kontak erat COVID-19. Hal tersebut untuk deteksi dini kasus dan pencegahan penularan lebih cepat di komunitas.

"Pemprov Jatim juga senantiasa mengampanyekan protokol kesehatan dengan pendekatan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan), serta mengoptimalkan pelaksanaan 3T (testing, tracing, treatment)," ungkapnya.

Dalam kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan sendiri, Pemprov Jatim telah melakukan self assessment kesiapan rumah sakit dan meningkatkan rasio tempat tidur untuk penanganan COVID-19.

Pemprov juga telah menyiapkan pengaturan SDM kesehatan dan non-kesehatan, melakukan pemenuhan logistik kesehatan, menyiapkan alur pelayanan pasien, dan sistem rujukan pasien COVID-19.

Pemprov Jatim, kata Erwin, juga telah menjalin kerja sama dengan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) dan ITD Unair untuk meningkatkan penguatan kapasitas laboratorium dengan fasilitas pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) – S Gene Target Failure (SGTF) dalam deteksi dini Varian Omicron. Termasuk juga melanjutkan sampel probable Omicron dilakukan pemeriksaan Whole Genome Squencing (WGS).

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait