URsport

Ditentang UEFA, Ini 5 Fakta European Super League

Rezki Maulana, Selasa, 20 April 2021 09.08 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ditentang UEFA, Ini 5 Fakta European Super League
Image: Fakta European Super League. (Twitter @Sidemen)

Jakarta - Belum juga bergulir, European Super League sudah mendapat tentangan dari banyak pihak. 

Sebanyak 12 klub top Eropa resmi membentuk kompetisi bernama European Super League, Senin (19/4/2021) pagi WIB tadi. Pernyataan itu disampaikan oleh seluruh klub pesertanya.

European Super League rencananya akan dimulai pada musim 2023/2024 dan tidak menutup kemungkinan dihelat lebih cepat. Berikut sederet fakta terkait kompetisi yang bisa disebut Liga Super Eropa tersebut.

1. 12 Klub Peserta

Ke-12 klub yang menggagas lahirnya European Super League adalah AC Milan, Arsenal FC, Atletico Madrid, Chelsea FC, FC Barcelona, FC Internazionale Milano, Juventus FC, Liverpool FC, Manchester City, Manchester United, Real Madrid CF dan Tottenham Hotspur. 

"12 klub sepak bola top Eropa hari ini mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk membentuk kompetisi baru, Liga Super, yang diatur oleh Klub Pendiri mereka," kata penyataan tersebut.

Chairman European Super League adalah presiden Real Madrid Florentino Perez yang dibantu para wakilnya seperti presiden Juventus Andrea Agnelli, bos Manchester United Joel Glazer, dan pemilik Liverpool John W Henry.

2. Tujuan Dibentuk

1585747250-liverpool.jpgSumber: Liverpool menjadi salah satu klub Inggris yang terkena sanksi UEFA. (instagram @liverpoolfc)

Sebanyak 12 klub ini merasa pembagian hadiah oleh UEFA di kompetisi Eropa seperti Liga Champions dan Liga Europa selama ini tidak adil. Padahal UEFA mendapatkan banyak uang dari pihak sponsor.

Apalagi di tengah pandemi virus corona saat ini, klub-klub tersebut mengalami kesulitan finansial sehingga sulit membangun tim yang tangguh. Nantinya setiap klub peserta akan mendapat kualitas kompetisi yang bagus serta tentunya finansial.

"Pembentukan liga baru terjadi ketika pandemi global telah mempercepat ketidakstabilan model ekonomi sepakbola Eropa saat ini. Selama bertahun-tahun, klub pelopor bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan intensitas kompetisi Eropa yang ada dan, khususnya, untuk membuat turnamen yang mewadahi klub dan pemain terbaik dapat lebih sering bersaing satu sama lain," bunyi keterangan resmi Madrid.

3. Format Kompetisi

Rencananya akan ada 20 klub yang berpartisipasi. Terdiri atas 15 klub pendiri dan 5 klub peserta. Kompetisi akan dimulai berdasarkan pencapaian klub di musim sebelumnya. Bakal ada dua grup dengan masing-masing diisi 10 tim dan menggunakan format kandang-tandang.
 
Peringkat tiga dari masing-masing grup secara otomatis melaju ke perempat inal. Kemudian, klub yang finis keempat dan kelima akan melakoni babak play-off untuk memperebutkan tempat tersisa.
 
Format sistem gugur dua leg akan digunakan mulai dari perempatfinal hingga semifinal. Babak final akan digelar di venue netral dengan sistem satu leg.
 
Untuk partisipasinya saja, klub-klub akan mendapat 300 juta paun di muka dan kemungkinan bertambah hingga maksimal 500 juta paun, tergantung penampilan. 

Perbankan Amerika Serikat JP Morgan jadi penyandang dana dengan total investasi 6 miliar dolar AS atau sekitar Rp 87 triliun.

4. Ditolak UEFA, FIFA, hingga Suporter

1618879912-fan-liverpool-tolak-ESL.jpgSumber: Suporter Liverpool menolak keras European Super League. (Twitter @SpionKop1906)

Sesuatu yang baru tentu akan menghadirkan resistensi dan itu pula yag terjadi di European Super League. Sederet federasi sepakbola negara, UEFA, hingga FIFA menentang keras proyek ambisius tersebut.

Dikatakan proyek European Super League hanya akan membuat klub kaya makin kaya dan klub miskin semakin miskin.

"Seperti yang diumumkan sebelumnya oleh FIFA dan enam Federasi Sepakbola, klub-klub yang terlibat (dalam pembentukan Liga Super Eropa) akan dilarang bermain di kompetisi lain di tingkat domestik, Eropa atau dunia. Para pemain juga dapat ditolak kesempatannya untuk mewakili tim nasional mereka," ujar pernyataan resmi UEFA.

Beberapa klub yang diundang seperti RB Leipzig, Bayern Munich, hingga Borussia Dortmund serta Paris Saint-Germain juga menolak. Bahkan beberapa kelompok suporter tim enam besar di Inggris menyatakan penolakan keras.

5. Sanksi Berat Menanti

 

Jika saja ke-12 klub itu masih nekat untuk meneruskan kiprahnya di European Super League, maka ada sanksi berat menantinya. Tak cuma klub, tapi juga para pemain yang terlibat di dalamnya.

"Para pemain yang bermain di tim peserta liga tersebut, dilarang tampil di Piala Dunia dan Piala Eropa. Mereka tidak bisa membela timnas mereka di pertandingan manapun," ujar Presiden UEFA Aleksander Ceferin dalam pernyataan resminya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait