URnews

Djarum Foundation Targetkan Olah 50 Persen Sampah Organik Kota Kudus di 2030

Nivita Saldyni, Kamis, 24 November 2022 08.37 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Djarum Foundation Targetkan Olah 50 Persen Sampah Organik Kota Kudus di 2030
Image: Proses pencacahan sampah organik di PPT BLDF, Kudus. (Urbanasia/Nivita)

Kudus - Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menargetkan untuk membantu pengolahan hingga 50 persen sampah organik di Kota Kudus.

Program Associate BLDF Abdurrachman Aldila menyatakan, angka tersebut diharapkan bisa tercapai pada 2030 lewat program pengolahan sampah organik di Pusat Pembibitan Tanaman (PPT) mereka yang ada di Oasis PT Djarum di Kudus, Jawa Tengah.

“Kami di sini juga ada pengelolaan sampah organik, tidak hanya internal kami tapi juga program ini membantu mengolah sampah organik di Kota Kudus. Sampai dengan saat ini, dengan potensi timbunan sampah yang ada di Kota Kudus itu kami sudah membantu mengolah sampah sekitar 12 persennya. Ke depan kami ingin meningkatkan kapasitas kami untuk membantu Kota Kudus, bahkan sampai 50 persen sampah organik Kota Kudus ini kami bantu olah,” ujar Aldila saat ditemui Urbanasia di PPT BLDF, Rabu (23/11/2022).

“Setiap tahun kami pasti ada penambahan kapasitas dan tambah juga mitranya. Sehingga idealnya nanti 50 persen itu terhandle semua oleh kami, syukur-syukur bisa 70 - 80 persen. Itu 2030 mungkin, tapi kami estimasi lebih cepat,” tegasnya.

Lebih lanjut Aldila menjelaskan pemilihan pengelolaan sampah organik ini bukan tanpa alasan. Pasalnya data pemerintah setempat menunjukkan ada sekitar 400 ton timbulan sampah organik di Kota Kudus.

“Nah itu biasanya langsung masuk TPA dan tidak ada pengolahan yang cukup advice di sana, sehingga dicampur antara organik dan anorganik. Tujuan kami adalah membantu pemerintah dan mengurangi beban TPA,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Amrul Hamzah selaku Public Affairs Djarum Foundation menambahkan sampai saat ini ada 264 mitra yang telah bekerjasama dengan BLDF untuk pengelolaan sampah organik. Mereka terdiri dari instansi-instansi pemerintah, restoran, sekolah, dan banyak lagi lainnya.

“Jadi kami dari BLDF selain penghijauan juga ada pengolahan sampah, khususnya organik untuk mengatasi masalah menumpuknya sampah organik di TPA. Hal ini karena sampah yang masuk ke TPA itu mayoritas itu sampah organik, atau sekitar 78 persen. Dan sampai tahun ini kami ada 264 mitra yang bekerjasama dengan kami mengelola sampahnya. Jadi mereka sudah memilah sampahnya, kemudian setiap hari akan kami ambil dan bawa ke sini,”ungkap Amrul.

Untuk proses pengolahan sampah organik sendiri dimulai dari pengambilan sampah dari para mitra ke PPT BLDF. Kemudian sampah yang masuk akan dicacah dulu di mesin crusher.

“Setelah itu kami ayak dan yang lolos akan langsung masuk ke mixer, sementara yang belum lolos akan dicacah kembali. Nanti di mixer kami tambahkan kotoran ayam, arang, dan juga sampah makanan. Kami juga tambahkan bakteri starter dan selanjutnya adalah proses mixing. Kemudian hasilnya akan dibawa ke lahan fermentasi untuk difermentasi selama enam bulan,” terangnya.

Nah setiap harinya ada dua shift yang bertugas untuk pengelolaan sampah ini. Satu shiftnya, kata Amrul bisa menghasilkan sekitar 25 ton kompos. Artinya dalam satu hari ada sekitar 50 ton lebih yang dihasilkan di PPT BLDF ini, Guys.

Pupuk ini bukan hanya digunakan untuk mendukung program penghijauan yang dilakukan BLDF, tapi juga dibagikan lagi ke masyarakat. Jadi kalau Urbanreaders ingin mendapatkan bibit tanaman sekaligus pupuknya, bisa banget nih minta ke PPT BLDF.

“Tanaman dan kompos gratis,” pungkas Amrul.

Urbanreaders yang tertarik mendapatkan bibit dan kompos dari PPT BLDF, bisa banget nih kepoin website mereka di djarumtreesforlife.org, ya!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait