URedu

Dosen Asal Malang Raih Gelar Hacker Bersertifikat Internasional

Nunung Nasikhah, Sabtu, 4 April 2020 09.45 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Dosen Asal Malang Raih Gelar Hacker Bersertifikat Internasional
Image: Dosen Prodi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Syaifuddin. (Dok. Humas UMM)

Malang – Dosen Prodi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Syaifuddin, S.Kom., M.Kom belum lama ini mendapatkan gelar non akademik tingkat internasional bidang ethical hacker.

Gelar dengan nama resmi Certified Ethical Hacker (CEH) tersebut berhasil didapatkan di tengah wabah COVID-19. Alhasil, ia harus melewati serangkaian proses secara online tanpa tatap muka sebagaimana prosedur yang biasa diterapkan saat kondisi normal.

Syaifuddin memperoleh gelar tersebut setelah lolos uji sertifikasi pada 27 Maret lalu. Ia mengikuti uji sertifikasi itu melalui lembaga training PT Siber Sekurindo Teknologi yang bekerjasama dengan EC-Council.

CEH sendiri merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh konsultan, Council of E-Commerce (EC-Council) sebagai lembaga sertifikasi di bidang cyber security.

“Salah satu sertifikat, yang mengikutinya harus punya kemampuan untuk bagaimana menjadi seorang hacker sebenarnya. Tapi dalam proses sertifikasi tersebut bukan menjadi seorang hacker, tapi mempelajari cara-cara seorang hacker itu melakukan aksinya. Jadi kita diajari seperti itu," ungkap Syaifudin.

Ia mengatakan bahwa sebelum adanya wabah COVID-19, peserta sertifikasi diharuskan mengikuti pertemuan semacam short course selama seminggu.

“Kita diberi pemahaman tentang berbagai macam teori-teorinya seperti introduction to ethical hacking, jadi bagaimana menemukan celah celah dari sebuah sistem scanning enumeration and analisis snipping, social engineering dan lain sebagainya sampai ke cryptography,” ungkap Syaifuddin saat menceritakan proses perolehan gelar tersebut.

Namun karena adanya wabah COVID-19, Syaifuddin terpaksa mengikuti proses tersebut secara online selama satu minggu. Pembekalan modul materi dilakukan secara online selama enam hari dan di hari ketujuh dilakukan pengujian.

“Jadi mulai jam 07.00 WIB sampai jam 12.00 WIB itu pertemuan pertama. Jadi memang saya diberi modul kemudian nanti hasil apa yang saya kerjakan nanti kirim ke sana kalau ada pertanyaan mereka siap untuk menjawab secara daring,” jelasnya.

Melalui modul CEH tersebut, Syaifuddin memberikan referensi teori untuk mahasiswanya dalam mata kuliah Keamanan Jaringan. Dengan begitu, Mahasiswa akan mampu melakukan praktik langsung dan bukan hanya teori.

Sebelumnya, Syaifuddin telah memiliki sertifikat Cisco Certification Network Associate (CCNA) yang didapat pada tahun 2006. Sertifikat tersebut dikeluarkan oleh Cisco System, perusahaan besar IT dalam bidang jaringan komputer.

Melalui CEH, dosen sekaligus Wakil Kepala Laboratorium Prodi Teknik Informatika tersebut kemudian mengembangkan kepakarannya sebagai seorang security analyst. Profesi security analyst membuatnya untuk mampu menjaga keamanan semua informasi dan data yang dimiliki UMM.

“Kebetulan saya diberi amanat di laboratorium Informatika, di sana terpasang sebuah sensor Honeypot kerjasama dengan Indonesia Honeynet Project (IHP) dan menemukan fakta bahwa setiap hari ada sekitar kurang lebih 1 juta serangan yang menuju ke IP public punya UMM,” terangnya.

Saat masih menempuh pendidikan sebagai mahasiswa Prodi Teknik Informatika UMM, Syaifuddin juga aktif mengikuti komunitas cyber baik di dalam maupun di luar Kota Malang.

Maka tak heran setelah menjadi dosen pun Syaifuddin masih aktif memberikan kiat langsung berupa teknik-teknik yang dikemas melalui simulasi, serta memberi motivasi pada mahasiswanya, “to beat a hacker, you have to think like a hacker”.

Tak mau berpuas diri. Ke depannya, Syaifuddin mempersiapkan diriuntuk uji sertifikasi Computer Hacking Forensik Investigator (CHFI).
 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait