URnews

DPRD Sumsel Panggil Pelapor Pelecehan Seksual Unsri dan Pihak Kampus Besok

Kintan Lestari, Minggu, 5 Desember 2021 12.44 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
DPRD Sumsel Panggil Pelapor Pelecehan Seksual Unsri dan Pihak Kampus Besok
Image: Universitas Sriwijaya (Unsri). (Dok. Universitas Sriwijaya)

Palembang - Kasus pelaporan mahasiswi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Sriwijaya (Unsri) berinisial F masih terus bergulir.

Yang terbaru, hari Senin (6/12/2021) pagi diketahui kalau korban F akan bertemu dengan pihak DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) untuk membicarakan perihal kasus pelecehan seksual yang menimpanya. 

Di pertemuan tersebut, DPRD juga mengundang Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, rektorat Unsri dan jajarannya, serta pihak BEM Unsri.

Pertemuan dengan DPRD tersebut merupakan lanjutan dari pertemuan F dengan pihak rektorat.

Untuk diketahui, pada Sabtu (4/12/2021) F dipanggil pihak rektorat kampus untuk membicarakan mengenai kasusnya. Namun surat panggilan dari kampus untuk F jadi permasalahan. 

Pasalnya banyak yang menilai kalau isi surat panggilan dari kampus Unsri mengintimidasi pelapor.

Tampak dalam surat panggilan yang diunggah ke media sosial, tertulis kalau pelapor mahasiswi F diminta memberikan klarifikasi pada pihak kampus seorang diri dengan alasan rapat tersebut bersifat tertutup.

Di surat tersebut juga tertulis kalau F tidak hadir maka akan berdampak tertundanya penyelasaian kasus yang dilaporkan F hingga ke masalah lainnya sebagai seorang mahasiswi.

Dengan dimintanya pelapor datang seorang diri tanpa didampingi siapa pun dan bila tidak hadir maka penyelesaian kasusnya akan tertunda, banyak yang menilai itu cara kampus untuk menekan korban.

"Wah apa Ini? Seharusnya pihak kampus jangan menutupi keburukan oknum salah satu dosen yg melakukan pelecehan ke pada mahasiswa,pertemuan secara tertutup hanya korban,itu artinya mengintimidasi korban,jika ada dosen melakukan hal yg buruk segera kejalur hukum,bukan menutupi kasus," komentar seorang netizen.

"Kenapa harus tertutup dan gak boleh bawa orang lain? Di suratnya pun ada unsur paksaan dan ancaman," komentar yang lain.

"'tanpa berwakil' psikis korban gmn kabarnya :) trauma, anxiety, dll pasti ada. trs pihak kampus nyuruh dtg sendiri? make sense dong," komentar yang lainnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait