URedu

Lulusan Vokasi Bisa Jadi Pekerja atau Pengusaha Loh!

Shelly Lisdya, Jumat, 18 Juni 2021 21.43 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Lulusan Vokasi Bisa Jadi Pekerja atau Pengusaha Loh!
Image: Ilustrasi mahasiswa (Freepik/pressfoto)

Jakarta - 'Mau jadi apa Anda setelah lulus kuliah nanti?' Terdengar tak asing bukan pertanyaan itu di telinga kita. Kalimat itu acap kali digaungkan oleh dosen di perguruan tinggi.

Lalu, kita semua pun mulai berpikir dan menyiapkan diri, kira-kira nih setelah lulus mau jadi apa ya? Pekerja atau pengusaha?

Untuk sekolah vokasi misalnya, ada mata kuliah wajib yaitu kewirausahan yang diberikan kepada mahasiswa. Tujuannya adalah kemandirian, sebisa mungkin mahasiswa diharuskan menjadi pengusaha. Kalau pun belum mampu ya menjadi pekerja, begitulah kata dosen saya, dulu ketika saya menjadi mahasiswa. 

Tim Urbanasia pun mewawancarai empat alumni sekolah vokasi dan mempertanyakan kepada mereka, lebih tertarik mana, menjadi pekerja atau pengusaha?

"So far aku aman menjadi pekerja sih. Tapi ya balik lagi ke pribadi masing-masing memang, kadang ada yang menggebu-gebu kepingin punya usaha tapi nggak ada gerak yang baik. Memang sudah dipelajari risikonya seperti apa?" kata Bella Noor Ramadhani kepada Urbanasia, Rabu (9/6/2021).

Alasan lain yang dipilih Bella sebagai pekerja karena ia tidak menguasai ilmu bisnis. Apa sih kendalanya?

"Dan karena aku ini kan bukan orang yang punya pemikiran pebisnis, keuntungan, dan sebangsanya ya. Jadi lebih ke pekerja, cari aman saja," imbuhnya.

"Kalau aku pribadi, keluar dari zona nyaman boleh-boleh saja biar punya pengalaman hidup sendiri. Tapi bidikannya harus kuat. Kalau masih sebatas 'katanya loh usaha ini bikin bla bla bla' sama aja kamu buang sia-sia usahamu. Lebih baik cari kerja dulu. Dan jangan sia-siain usaha yang pernah kamu awalin deh. Mulailah usaha dengan tidak menyia-nyiakan usahamu sebelumnya," bebernya.

Orang kedua yang kami wawancarai pun juga sama, memilih menjadi pekerja dengan mengikuti CPNS. Apa alasan di baliknya, karena gaji pensiun atau takut risiko jadi pengusaha?

1613187628-ilustrasi-kuliah-freepic.diller.jpgSumber: Ilustrasi kuliah di perguruan tinggi (Freepik/freepic.diller)

"Karena kebetulan aku punya cita-cita buat kerja di kampus. Kemudian ada CPNS yang penempatannya di kampus, ya sudah akhirnya daftar dan alhamdulillah keterima untuk penempatan ISI Surakarta, lebih memilih ASN karena sudah tetap toh. Nggak kerja kontrak, apalagi usaha yang aku juga nggak tahu risiko dan kendalanya nanti seperti apa, takut merugi," kata Bayunantyo Budi Susilo.

Semestinya, mahasiswa vokasi bisa memanfaatkan momen loh ketika ingin menjadi pengusaha. Ini dilihat dari praktikum yang dilakukan selama perkuliahan, apalagi ada program magang di perusahaan bukan? 

"Kalau disuruh memilih ya menjadi pengusaha. Kenapa? Karena usaha yang aku jalani ini sejak masih magang, awalnya freelance sampai akhirnya aku bisa menjalankan usaha sendiri di Yogyakarta," kata Lukman, alumni lulusan vokasi jurusan komunikasi.

Apa yang menjadi motivasi dan keuntungan menjadi pengusaha muda?

"Dengan usaha rumah produksiku ini, aku nggak harus capek-capek kerja. Hanya hari Sabtu dan Minggu, dan dalam satu bulan pemasukan yang aku dapat bisa mencapai Rp 20 juta, tapi sejak pandemi turun 50 persen. Itu bukan kendala bagiku, dan alhamdulillah aku bisa membeli rumah di sekitar Candi Prambanan di usia ku yang masih muda. Kalau ada yang menawarkan kerjaan, ada nggak yang mau menggaji segitu?" tanyanya.

Lumayan juga ya penghasilan yang didapat pengusaha, tapi ternyata ada tantangan lain yang harus dihadapi, terutama bagi mereka yang memulai usaha rintisan bermodalkan nekat dan hutang.

"Kalau nggak nekat, ya gimana aku bisa berkembang? Ya hutang pastinya, takut kalau nggak balik modal. Alhamdulillah setelah ditekuni hampir satu tahun, aku bisa meraup keuntungan puluhan juta dalam satu bulan," cerita Taufik, pengusaha muda asal Kota Malang yang bergerak di bidang fashion.

Apa alasan lain memilih pengusaha dibanding pekerja?

"Aku bisa menghabiskan waktu dengan keluarga, dan aku juga bisa menambah relasi baru. Setiap pekerjaan apapun pasti ada risikonya, entah itu sebagai karyawan atau pengusaha, tinggal mental kita siap yang mana? Balik lagi, setiap orang mengambil peran dan pilihannya masing-masing, kalau aku lihat mana peluangnya, karena banyak sekarang anak muda dari berbagai golongan dan lulusan mana saja yang sudah jadi pengusaha, kenapa aku nggak bisa seperti itu?" tutupnya.

Jadi, yang penting adalah untuk memikirkan apa yang akan kamu lakukan untuk masa depan dan tak semata-mata dari pengalaman orang lain saja ya. Jangan sampai ikut-ikutan tren, jika semua kaum muda lebih suka menjadi pengusaha ketimbang pekerja di era teknologi ini.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait