URedu

Mengenal Sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz Para Rasul

Urbanasia, Senin, 3 April 2023 13.19 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengenal Sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz Para Rasul
Image: Ilustrasi. (Freepik)

Jakarta - Sebagai seseorang yang mendapatkan wahyu dari Allah, para Rasul memiliki beberapa sifat yang ada pada dirinya seperti sifat wajib, mustahil, dan jaiz.

Sifat-sifat tersebut akan membedakan antara para Rasul dengan manusia biasa. Nah untuk lebih jelasnya, yuk disimak penjelasan mengenai sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz para Rasul.

Sifat Wajib

Sifat wajib bagi Rasul adalah sifat yang melekat atau ada pada diri Rasul. Ada 4 sifat wajib bagi Rasul, yaitu Shidiq, Amanah, Fatanah, dan Tablig.

1. Shidiq

Shidiq artinya jujur. Maksud dari sifat yang pertama ini adalah semua ajaran yang disampaikan oleh para Rasul adalah benar dan tidak mungkin ada kebohongan dan tidak ditambah atau dikurangi dengan kehendak mereka.

Sifat wajib rasul ini telah dijelaskan dalam kitab suci Al-Quran. Tepatnya pada surah Maryam ayat 41:

“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Kitab (Al-Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan, seorang Nabi.” (QS. Maryam: 41)

Oleh karena itu, dapat disepakati bahwa Rasul tidak mungkin memiliki sifat yang berkebalikan dari sifat Shidiq ini, seperti dusta, bohong, dan sebagainya. 

2. Amanah

Amanah artinya sosok yang dapat dipercaya. Dengan sifat amanah, maka para rasul terpelihara lahir dan batinnya dari setiap perbuatan-perbuatan yang melanggar ketentuan Allah.

Bukti bahwa rasul memiliki sifat amanah, telah dibuktikan melalui terjemahan surah An-Nisa ayat 58:

“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS an-Nisa: 58).

Oleh karena itu, mustahil bagi seorang Rasul dapat berbuat khianat.

3. Tablig

Tabligh artinya menyampaikan wahyu dari Allah, baik itu perintah maupun larangan. Hal ini berkaitan dengan tugas mereka yaitu mengemban risalah Allah.

Saat menjalankan tugasnya, rasul akan menyampaikan semua wahyu yang mereka terima tanpa terlewat. Mulai dari wahyu yang berupa kabar baik, kabar buruk, pengetahuan, hingga syariat, semuanya akan disampaikan. 

Sifat tablig para rasul ini sebagaimana tertuang dalam surat Al-Maidah ayat 67:

“Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS Al-Maidah: 67).

4. Fatanah

Fatanah artinya cerdas. Sifat ini wajib dimiliki oleh para rasul karena seandainya para rasul adalah orang-orang yang bodoh, maka mereka tidak akan mampu untuk membangun argumentasi dalam menghadapi kelompok-kelompok yang menentang risalahnya.

Allah SWT memberikan anugerah kecerdasan kepada Rasul ketika menyampaikan ajaran bagi kaumnya. Hal ini rupanya telah disinggung dalam surah Al-An’am ayat 83:

“Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana, Maha Mengetahui.” (Al-An’am ayat 83).

Sifat Mustahil

Selain sifat wajib, para rasul juga memiliki sifat mustahil, yang artinya adalah sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh para rasul. 

Ada 4 sifat mustahil bagi para rasul, yaitu Kidzib, Khianat, Kitman, dan Baladah. Yuk simak penjelasannya!

1. Kidzib

Kidzib atau kadzib artinya bohong atau berdusta. Seorang rasul tidak mungkin berbohong. Semua hal yang disampaikan oleh rasul adalah kebenaran, baik perkataan maupun perbuatan. 

Hal ini sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Quran surah An-Najm ayat 2-4:

“Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru; Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". (QS An-Najm: 2-4)

2. Khianat

Khianat artinya tidak dapat dipercaya. Seorang rasul tentunya tidak mungkin berkhianat terhadap apa yang diperintahkan Allah SWT. Allah berfirman dalam Al-Quran surah Al-An'am ayat 106:

"Ikutilah apa yang telah diwahyukan Tuhanmu kepadamu (Muhammad); tidak ada Tuhan selain Dia; dan berpalinglah dari orang-orang musyrik". (QS Al-An'am: 106)

3. Al-Kitman

Al-Kitman artinya menyembunyikan rahasia. Sebagai seorang rasul tentunya tidak mungkin menyembunyikan kebenaran yang diperintahkan Allah SWT. Firman Allah SWT:

"Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Kitab, dan menjualnya dengan harga murah, mereka hanya menelan api neraka ke dalam perutnya, dan Allah tidak akan menyapa mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan mensucikan mereka. Mereka akan mendapat azab yang sangat pedih". (QS Al-Baqarah: 174)

4. Al-Baladah

Al-Baladah artinya bodoh. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, para rasul adalah orang-orang cerdas yang tidak mungkin memiliki sifat bodoh. Allah berfirman:

"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh". (QS Al-A'raf: 199).

Sifat Jaiz

Di samping sifat wajib dan mustahil, ada pula sifat jaiz para rasul. Sifat jaiz adalah sifat yang boleh saja ada pada diri rasul, sebagaimana sifat yang ada pada manusia umumnya.

Dengan demikian, sangat wajar jika para rasul merasakan lapar, haus, mengantuk, sakit, dan sebagainya. Sifat-sifat ini boleh ada di diri rasul, dan tidak menurunkan derajat mereka, karena pada dasarnya mereka juga manusia.

Nah itu dia ulasan mengenai sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz bagi para rasul. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait