Elon Musk PHK Ratusan Karyawan Tesla Bagian Autopilot

Jakarta - Tesla PHK 200 karyawan bagian autopilot imbas penutupan pabrik pembuatan kendaraan listrik di California, Amerika Serikat. PHK ini merupakan terbesar yang pernah terjadi di perusahaan besutan Elon Musk itu.

Karyawan yang kena PHK kali ini paling banyak bekerja di kantor Tesla yang ada di San Mateo, California. Dari total 276 pegawai, Tesla merumahkan 195 orang. 

Saat ini hanya  81 pekerja yang tersisa. Kebanyakan karyawan yang terdampak PHK adalah mereka yang bekerja dengan sistem pengupahan per jam dan tugasnya melabeli data pelatihan AI. 

Pun begitu, menurut data perusahan riset Glassdoor, gaji mereka terbilang lebih tinggi dibanding karyawan Tesla di Buffalo. 

Pekerjaan yang ditinggalkan oleh tim San Mateo, nantinya akan dialihkan ke tim yang berada di Buffalo.

Sebelumnya Elon Musk mengatakan bahwa akan memangkas 10 persen staf bergaji tetap atau salaried staff, tetapi akan meningkatkan jumlah pekerja upah per jam.

"Kami tumbuh sangat cepat dari sisi [karyawan] bergaji tetap. Satu tahun lagi, sepertinya jumlah karyawan kami akan lebih tinggi," kata Musk kepada Bloomberg.

Aksi PHK oleh Tesla ini sempat digugat dua mantan karyawannya. Sebab perusahaan disebut tidak memberikan pemberitahuan sebelumnya terkait kebijakan PHK.

Penggugat diberhentikan dari pabrik raksasa Tesla di Sparks, Nevada pada Juni 2022. Menurut keterangan penggugat ada lebih dari 500 karyawan diberhentikan di pabrik Nevada.

Dalam gugatannya, para pekerja menuduh perusahaan gagal mematuhi Undang-undang (UU) federal tentang PHK massal yang memerlukan periode pemberitahuan 60 hari merujuk pada UU Pemberitahuan Penyesuaian dan Pelatihan Kembali Pekerja.

“Tesla baru memberitahukan karyawan bahwa pemutusan hubungan kerja akan segera berlaku,” tulis gugatan itu.
 
Hingga saat ini, pihak Tesla belum mengomentari berapa banyak karyawan yang terdampak PHK,demikian pula gugatan yang dilayangkan ke perusahaan.