Epidemiologis Klaim Keberadaan Virus Menjaga Seluruh Kehidupan Manusia

Jakarta - Bagi Urbanreaders, virus mungkin hanya sebagai malapetaka di dunia. Namun tahukah kamu kalau virus juga punya peran penting di kehidupan manusia?
Yap, memang benar banyak nyawa terenggut oleh virus selama ribuan tahun belakangan. Termasuk, pandemi COVID-19 yang saat ini tengah kita hadapi dan menjadi segelintir dari serangkian serangan virus mematikan di dunia.
Seorang ahli epidemiologi di Universitas Wisconsin-Madison Tony Goldberg belum lama ini mengungkapkan fakta mengejutkan. Ia mengklaim, keberadaan virus menjaga seluruh kehidupan manusia. Dalam artian, seluruh kehidupan akan mati jika virus tiba-tiba lenyap, guys!
“Jika semua virus tiba-tiba menghilang, dunia akan menjadi tempat yang indah selama sekitar satu setengah hari, dan kemudian kita semua akan mati - itulah intinya,” ujar Goldberg, dalam wawancara bersama BBC pada Juni 2020 lalu.
Menurutnya, keberadaan virus di muka bumi ini lebih penting ketimbang hal-hal buruk yang jadi penyebabnya. Hal ini juga diungkapkan oleh Susana Lopez Charretón, ahli virus di Universitas Otonomi Nasional Meksiko.
“Kita (manusia dan virus) hidup dalam keseimbangan yang sempurna. Saya pikir, kita akan ‘selesai’ tanpa virus,” kata Charretón.
Menurutnya, tak semua virus bersifat patogen bagi manusia. Bahkan sebagian besar virus banyak yang memainkan peran integral dalam menopang ekosistem. Sementara lainnya mampu menjaga kesehatan organisme individu, mulai dari jamur dan tanaman hingga serangga dan manusia.
Sayangnya, tak banyak orang yang sadar bahwa virus memiliki peran untuk mendukung keseimbangan kehidupan di Bumi. Sebab kita seringkali hanya fokus pada hal buruk yang terjadi akibat kehadiran mereka.
Salah satunya adalah bakteriofage atau fage, virus yang menginfeksi bakteri. Virus yang dalam bahasa Yunani berarti ‘melahap’ ternyata punya peran penting dalam mengatur populasi bakteri di lautan, dan kemungkinan besar di setiap ekosistem lain di planet ini juga loh.
“Mereka adalah predator utama dunia bakteria. Kita akan berada dalam masalah besar tanpa mereka,” kata Goldberg.
Mengapa demikian? Ternyata virus satu ini mampu membunuh sekitar 20 persen dari seluruh mikroba di lautan, dan sekitar 50 persen dari semua bakteri laut setiap harinya. Nah, berkat itu dipastikan plankton penghasil oksigen punya cukup nutrisi untuk melakukan fotosintesis tingkat tinggi, yang akhirnya mampu menopang sebagian besar kehidupan di Bumi.
Selain itu, ternyata virus juga ada yang bisa melindungi kita loh. Yap, infeksi virus jinak tertentu bisa membantu kita menangkal beberapa patogen. Misalnya saja virus GB C.
Virus yang ditularkan melalui darah pada manusia ini merupakan kerabat jauh virus West Nile yang bersifat non-patogenik dan juga demam berdarah guys. Ia mampu menunda pengembangan menjadi AIDS pada orang HIV-positif. Bahkan para ilmuwan juga menemukan bahwa virus ini mampu membuat orang yang terinfeksi Ebola memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk meninggal dunia.
Begitu juga dengan herpes yang membuat tikus kurang rentan terhadap infeksi bakteri tertentu, termasuk pes dan listeria atau jenis keracunan yang umum terjadi akibat makanan. Meskipun temuan ini dilakukan pada tikus, namun peneliti menduga temuannya kemungkinan berlaku juga pada manusia.
“Data menunjukkan bahwa herpes sebenarnya memiliki ‘hubungan simbiosis’ dengan inangnya dengan memberikan kekebalan. Tanpa virus, kita dan banyak spesies lain mungkin lebih mudah terserang penyakit lain,” imbuhnya.
Para peneliti ini percaya bahwa virus adalah agen terapeutik atau senyawa kimia yang digunakan untuk penyembuhan (terapi) penyakit tertentu yang sangat menjanjikan. Menurut Suttle, virus berhasil menyelamatkan banyak nyawa ketika antibiotik gagal melakukannya.
“Kami membutuhkan virus untuk serangkaian upaya penelitian dan pengembangan teknologi yang akan membawa kita ke generasi terapi berikutnya,” pungkas Goldberg. Sebab virus terus-menerus bermutasi dan bereplikasi.
Oleh sebab itu para ilmuwan percaya bahwa musnahnya virus dari muka bumi ini bukanlah merupakan kabar baik. Sebaliknya, jika virus hilang maka evolusi di Bumi akan terdampak.