URnews

Facebook/Meta Jadi Perusahaan Terburuk 2021

Shinta Galih, Selasa, 21 Desember 2021 16.29 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Facebook/Meta Jadi Perusahaan Terburuk 2021
Image: Facebook Inc. berganti nama jadi Meta. (Meta)

Jakarta - Perusahaan induk Facebook, Meta, mendapat gelar perusahaan terburuk 2021. Demikian hasil survei yang dilakukan Yahoo! Finance.

Survei tersebut digelar 4 hingga 5 Desember 2021, diikuti oleh 1.541 responden online. Sebanyak 8 persen di antaranya memilih Meta sebagai perusahaan terburuk selama 2021.

"Yang menarik dari perusahaan yang dulunya bernama Facebook ini adalah banyak dan beragamnya alasan orang-orang tidak menyukainya. Facebook menerima 50 persen suara lebih banyak dibandingkan raksasa e-commerce Tiongkok Alibaba (di posisi kedua). (Facebook menerima suara) Bukan untuk satu pelanggaran tunggal, tetapi karena adanya serangkaian keluhan dari sekelompok orang yang mungkin tidak memiliki banyak hal lain untuk disepakati," kata pihak Yahoo! Finance menjelaskan.

Salah satu alasan banyak orang memberi suara kepada Meta sebagai perusahaan terburuk, terkait ketidakpercayaan orang tentang efek buruk terhadap anak-anak dan remaja.

Alasan tersebut tengah jadi perhatian banyak orang setelah kontroversi Instagram yang dibuka oleh mantan karyawan Facebook, Frances Haugen.

Meski begitu, sebagian responden (sekitar 30 persen) mengatakan Facebook dapat menebus kesalahannya dengan permintaan maaf dan pengakuan.

Beberapa responden menilai bahwa citra Meta dapat lebih baik, jika produk yang ditawarkan kepada pengguna lebih menarik. Sedangkan beberapa responden lain menganggap bahwa permintaan maaf dan kompensasi dari skandal yang dibuat cukup untuk meningkatkan citra perusahaan.

"Seorang responden mengatakan Facebook dapat menebus dirinya sendiri dengan mengakui dan meminta maaf atas apa yang dilakukannya dan menyumbangkan "jumlah yang cukup besar" dari keuntungannya untuk sebuah yayasan untuk membantu membalikkan kerugiannya," pungkas laporan Yahoo! Finance.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait