URstyle

Fakta B117 dan D614G, Varian Baru COVID-19 yang Masuk Indonesia

Eronika Dwi, Kamis, 4 Maret 2021 13.11 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Fakta B117 dan D614G, Varian Baru COVID-19 yang Masuk Indonesia
Image: Ilustrasi virus corona. (Pixabay)

Jakarta - Genap setahun setelah kasus pertama virus corona (COVID-19) terdeteksi di Indonesia, kini diperparah dengan kemunculan varian baru virus corona.

Ada dua jenis varian baru corona yang terdeteksi masuk ke Indonesia, yakni B117 asal Inggris dan jenis D614G.

Pemeriksaan sampel untuk mengetahui varian baru corona tersebut tidak hanya menggunakan tes PCR, namun juga menggunakan metode Whole Genome Sequence (WGS) di laboratorium untuk mencari strain virus.

Fakta Penemuan B117

1614673836-Ilustrasi-virus-mutasi-corona-2.jpgSumber: Ilustrasi Virus Mutasi Corona. (Foto: Pixabay/WiR_Pixs)

Untuk jenis B117 asal Inggris, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan kemunculan jenis tersebut pada 2 Maret 2021.

"Tadi malam saya dapat informasi, bahwa tepat satu tahun hari ini kita menemukan mutasi B117 UK mutation di Indonesia. Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan dua kasus," kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono di acara yang disiarkan di kanal YouTube Kemenristek/BRIN, Selasa (2/3/2021).

Penemuan dua kasus mutasi corona Inggris itu berasal dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru saja pulang dari Saudi Arabia pada akhir Januari lalu. 
Kasus pertama M, warga Kecamatan Lemah Abang, mendarat di Bandara Soetta pada 28 Januari 2021. Kemudian kasus kedua A, warga asal Kecamatan Pedes, tiba di di Bandara Soetta pada 31 Januari 2021.

Saat ini, Juru Bicara Satgas COVID-19 Kabupaten Karawang, Fitra Hergyana mengatakan, kedua PMI itu sudah dinyatakan negatif COVID-19.

"Setelah menjalani isolasi, hasil tes swab mereka negatif dan sudah diizinkan pulang ke Karawang. Jadi keduanya pulang ke Karawang dengan hasil negatif," kata Fitra dalam keterangan tertulis, dikutip Urbanasia, Kamis (4/3/2021).

Varian baru virus ini diperkirakan muncul pertama kali di London, Inggris, pada September 2020.

Lalu pada bulan November sampai Desember, terjadi lonjakan kasus dari varian baru virus corona ini, terutama di London, Inggris Tenggara, dan Inggris Timur.

Seperti dilansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) , tingkat penularan virus B117 lebih cepat menyebar 40-70 persen. Namun, karena virus ini masih baru, butuh penelitian lebih jauh.

Dalam presentasinya, Dr. Erik Volz dari Imperial College London menyatakan, "Masih terlalu awal untuk mengatakannya, tapi dari yang kami lihat sejauh ini ia [varian baru virus corona] berkembang begitu cepat, ia tumbuh lebih cepat dari [varian sebelumnya], namun kita perlu selalu memantau ini." 

WHO juga menyebut virus ini penyebarannya lebih cepat, meski demikian tidak lebih berbahaya.

1614673817-Ilustrasi-virus-mutasi-corona-1.jpgSumber: Ilustrasi Virus Mutasi Corona. (Foto: Pixabay/Alexandra_Koch)

'B117' sudah menyebar ke sejumlah negara, di antaranya adalah Lebanon, Denmark, Belanda, Jerman, Afrika Selatan, Italia, Australia, Irlandia Utara, dan Prancis.

Tak hanya di Eropa, beberapa negara Asia juga sudah muncul kasus akibat varian baru virus corona. Virus ini sudah menginfeksi sejumlah orang di Singapura, Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan.

Kemunculan varian baru virus corona tentu membuat kita bertanya-tanya, apakah vaksin COVID-19 yang belum lama ini hadir bisa mengatasinya? 

Jawabannya bisa. Hal itu karena vaksin-vaksin yang kini dikembangkan melatih kemampuan imun, sehingga vaksin masih bisa bekerja mengatasi beberapa mutasi virus yang muncul.

Virus varian baru ini merupakan kumpulan dari beberapa mutasi, di antaranya mutasi D614G dan A222V. Cek selengkapnya di sini!

Fakta Penemuan D614G

1614673730-Ilustrasi-virus-mutasi-corona.jpgSumber: Ilustrasi Virus Mutasi Corona. (Foto: Pixabay/Inactive_account_ID_249)

Deputi 7 Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menduga, varian baru corona jenis D614G telah masuk Indonesia sejak September 2020 lalu.

Varian jenis D614G diduga ditemukan pertama kali di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Lalu kemudian juga ditemukan ada di Bandung dan Jakarta.

Malansir Times of India, SARS-CoV-2 yang merupakan jenis virus corona penyebab penyakit COVID-19 itu bermutasi dalam jumlah yang sangat banyak, bahkan ribuan, salah satunya D614G.

Jenis D614G terletak di dalam protein yang membentuk spike di permukaan virus corona yang disebut mampu menjadi pintu masuk virus untuk membobol sel manusia.

Mutasi ini mengubah asam amino pada posisi 614, dari D (asam aspartat) menjadi G (glisin) sehingga disebut, D-614-G.

Pakar Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, penularan D614G lebih cepat 10 kali. Pasalnya, spike protein yang dimiliki D614G sangat efektif menempel dan menginfeksi manusia.

Dicky menyebut, mutasi D614G lebih berbahaya karena kecepatan infeksinya. Dicky mengasumsikan virus corona mutasi D614 ini mampu menempel pada manusia hingga 90 persen.

Mutasi corona jenis D614G ini pertama kali terdeteksi di Eropa pada Februari 2020, dan telah menyebar ke sejumlah negara.  

Sejak itu, D614G menjadi varian SARS-CoV-2 yang paling dominan ditemukan pada sampel swab di seluruh dunia.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait