URguide

G20 Jadi Harapan Pelukis Disabilitas Asal Bali

Shelly Lisdya, Selasa, 7 Juni 2022 18.45 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
G20 Jadi Harapan Pelukis Disabilitas Asal Bali
Image: I Gede Agus Mertayasa, pelukis disabilitas asal Badung, Bali (Facebook I Gede Agus Mertayasa)

Jakarta - G20 yang dihelat di Bali, membawa angin segar bagi I Gede Agus Mertayasa, seorang pelukis penyandang disabilitas.

Bagi Agus, pertemuan tingkat tinggi pemerintah, yang dijadwalkan pada 15-16 November tahun ini, akan menjadi momen untuk menarik lebih banyak wisatawan datang ke Bali, dengan dmekkian lebih banyak orang akan mengunjungi pameran seni dan membeli lukisannya dan T-shirt.

"Kami bersyukur Indonesia menjadi tuan rumah dan Bali dipilih sebagai tempat sentral. Acara G20 akan menjadi titik balik bagi kami untuk memulihkan ekonomi keluarga kami," kata ibu Agus, Ni Made Rosanti, kepada Xinhua.

Terlahir tuli dan bisu, Agus dikaruniai keterampilan melukis yang sangat baik. Sambil duduk sepanjang waktu di kursi roda, ia berhasil melukis seni dan simbol Bali, yang membutuhkan pola rumit dan perhatian khusus terhadap detail.

Sebelum pandemi, lukisannya bisa dijual dengan harga Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta. Lukisannya juga dicetak menjadi T-shirt, yang masing-masing biasanya dijual dengan harga Rp 70 ribu.

1654602256-1654597682365.jpgSumber: Hasil karya I Gede Agus Mertayasa (Foto: Facebook/I Gede Agus Mertayasa)

“Baik lukisan maupun kaos selalu sold out di banyak pameran seni rupa. Tapi itu sebelum pandemi,” kata Rosanti seraya menambahkan dua tahun lamanya pandemi COVID-19 hampir membunuh mimpi Agus.

Mulai beberapa pekan lalu, Agus kembali ke pameran. Kini ia fokus memamerkan dan menjual lukisan dan kaos lukisnya di Pameran Industri Kecil Menengah (IKM) Bali Bangkit di Denpasar.

Bali Bangkit adalah salah satu dari sedikit pameran seni rupa yang akan dikunjungi oleh para pemimpin negara G20 dan rombongan selama dua hari KTT G20 Bali, menurut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia.

Koordinator IKM Bali Bangkit, Robert, mengatakan kepada Xinhua bahwa tempat pameran memiliki beberapa seniman penyandang disabilitas yang biasanya memamerkan dan menjual karya seni mereka, mulai dari lukisan, tas tenun dan suvenir, dan kerajinan lainnya di sana.

“Sebelum pandemi, venue ini dikenal sebagai mall outdoor bagi wisatawan. Namun selama pandemi ditutup. Kami berharap acara G20 dapat memicu semakin banyak pengunjung, membawa kembali Bali seperti dulu,” kata Robert.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait