URnews

Selain Stigma dan Diskriminasi, Ini Dua PR Pemerintah pada Kaum Disabilitas

Nivita Saldyni, Senin, 21 Desember 2020 20.34 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Selain Stigma dan Diskriminasi, Ini Dua PR Pemerintah pada Kaum Disabilitas
Image: Para penerima penghargaan dalam Penghargaan Difabel Tangguh 2020 di Jakarta, Sabtu (19/12/2020). (istimewa)

Jakarta - Bicara soal Hari Disabilitas Internasional, Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat mengungkapkan ada tiga isu utama disabilitas yang masih jadi PR pemerintah.

Hal tersebut diungkapkan Lestari dalam acara 'Penghargaan Difabel Tangguh 2020' pada Sabtu (19/12/2020) lalu di Jakarta.

Pertama adalah masalah pendataan. Lestari mengatakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada 8,56 persen dari total populasi Indonesia merupakan penyandang disabilitas atau sekitar 21 juta. Sementara menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) pada 2018, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 30.385.772 juta atau sekitar 11,5 persen dari jumlah penduduk. Sayangnya, data tersebut kurang lengkap.

"Tidak ada detil data termasuk alamat terkait jumlah penyandang tersebut. Tentunya tanpa data yang lengkap maka tindak lanjut termasuk di dalamnya pemeluk hak-hak tidak akan dapat berjalan dengan lancar dan baik," kata Wakil Ketua MPR, Lestari.

Masalah kedua adalah stigma dan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas oleh masyarakat. Sering kali, kata Lestari, mereka dianggap tidak mampu beraktivitas seperti halnya kita, orang-orang yang non-disabilitas.

"Bahkan sebagian orang tua enggan menyekolahkan putra putrinya dan dalam kesempatan-kesempatan tertentu sebagai penghambat kerja maupun kegiatan lainnya. Mengubah persepsi ini tentu membutuhkan proses yang tidak mudah dan kita semua harus bersama-sama melawan stigma tersebut termasuk melakukan sosialisasi Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 untuk memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas," imbuhnya.

Terakhir adalah masalah pendidikan dan pekerjaan. Menurutnya, saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang menyandang disabilitas belum mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak.

Meski ada sebagian yang berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga ke jenjang yang tertinggi, namun praktik di lapangan membuat mereka kesusahan mendapatkan pekerjaan yang layak dan sesuai.

"Saya mengapresiasi setinggi-tingginya langkah nyata yang dilakukan oleh Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia kepada para sahabat sebagai bentuk kepedulian dan bagian dari tanggung jawab sosial yang dilakukan dengan baik. Marilah kita membangun niat, komitmen dan semangat baru untuk bersama mencapai tujuan. Kita bersama harus bergandengan tangan untuk mengikis stigma dan diskriminasi terhadap disabilitas, sebab para sahabat bukanlah obyek sosial, tetapi partner yang mendukung pembangunan berkelanjutan," kata Lestari panjang lebar.

Di sisi lain, Deputi Bidang Kordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Agus Suprapto mengatakan pandemi COVID-19 berdampak kepada semua lapisan masyarakat, termasuk para disabilitas.

Untuk itu saat ini pemerintah tengah memfokuskan diri untuk meningkatkan aspek kesehatan dan sosial, dan juga pada strategi pemenuhan ekonomi termasuk penyandang disabilitas.

"Langkah sinergitas dari berbagai pemangku kepentingan menjadi tantangan yang harus didukung dengan strategi kebijakan pemulihan ekonomi agar pada tataran praktis dapat berjalan optimal," ungkapnya.

Untuk itu, ia mengapresiasi langkah Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia yang telah membantu masyarakat Indonesia, termasuk penyandang disabilitas melalui tiga pilar utama yakni pendidikan, sosial budaya, pemberdayaan ekonomi UMKM. 

"Melalui program ini, penyandang disabilitas mempunyai kemandirian dalam bidang ekonomi dan memperoleh penghasilan. Tentu saja, dapat menggalang solidaritas untuk memberikan bantuan langsung masyarakat yang membutuhkan dan membangun konektivitas agar UMKM menjadi mandiri," ujar Agus.

Hal senada juga disampaikan Asdep Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Valentina Ginting.

Ia mengatakan pihaknya saat ini telah menyusun rencana aksi nasional perlindungan khusus dan lebih kepada para penyandang disabilitas yang disebut sebagai peta jalan perlindungan perempuan penyandang disabilitas.

Hal ini sejalan dengan amanat Presiden Joko Widodo agar masyarakat bersama-sama menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, termasuk pada perempuan dan laki-laki penyandang disabilitas.

"Kami mengapresiasi Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia yang telah memberikan penghargaan kepada para penyandang disabilitas inspiratif dan ibu tangguh. Ini mengajak kita semua bahwa perempuan disabilitas harus menjadi perhatian kita. Memastikan betapa pentingnya memberikan perlindungan kepada mereka dan bagaimana mereka memastikan hak mereka untuk dapat berdaya dan berperan dalam pembangunan. Lebih meningkatkan wawasan kita bersama tentang peran penting perempuan khususnya  peran perempuan disabilitas di semua bidang untuk mewujudkan perempuan berdaya Indonesia maju," ungkap Valentina.

Nah, dengan berbagai pertimbangan tersebut, Ketua Umum Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia, Myra Winarko mengatakan ada tiga aspek yang menjadi latar belakang diberikannya penghargaan ini. Pertama diskriminasi, minimnya pendidikan, dan penyediaan infrastruktur.

Tiga aspek ini dinilainya penting karena sampai saat ini, penyandang difabel masih sering mendapatkan stigma negatif atau perlakukan diskriminatif dari masyarakat. Pendidikan soft skill dan profesi untuk difabel di Indonesia juga masih minim.

Belum lagi, tantangan terbesar yang harus dihadapi adalah penyediaan infrastruktur yang masih kurang memadai.

“Penghargaan ini bertujuan untuk memberikan apresiasi pada penyandang difabel yang tangguh dan inspiratif sehingga dapat membangkitkan semangat penyandang difabel lainnya agar dapat terwujudnya masyarakat inklusif,” kata Myra Winarko.

Nah, penghargaan ini terdiri atas empat kategori yakni Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Ibu Tangguh Anak Mandiri. Untuk kriteria ekonomi ditujukan pada difabel yang tangguh, dan mampu bangkit, serta mandiri.

Sedangkan untuk kategori sosial difokuskan pada difabel yang dapat membantu difabel lainnya untuk menjadi masyarakat inklusif serta melakukan tindakan atau kegiatan terbaik lainnya untuk menjadi bagian dari komunitasnya.

Kemudian, ada kategori budaya yang diberikan untuk difabel yang peduli dan terus mengembangkan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Terakhir, ada Ibu Tangguh Anak Mandiri yang ditujukan pada seorang ibu yang mendidik anak berkebutuhan khusus sehingga anaknya memiliki prestasi melebihi anak-anak pada umumnya.

Diketahui, Yayasan Perempuan Tangguh Mandiri Indonesia atau Perempuan Tangguh Indonesia (PTI) baru saja memberikan 'Penghargaan Difabel Tangguh 2020' kepada empat tokoh difabel inspiratif dan seorang ibu tangguh.

Penghargaan ini diberikan PTI bersama dengan PT Ernst  & Young (EY) Indonesia, berguna agar para tokoh inspiratif ini dapat selalu menginspirasi dan memotivasi masyarakat berkarya di tengah situasi pandemi dengan keterbatasan yang ada. Penyerahan penghargaan ini juga diberikan untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional dan Hari Ibu 2020.

Berikut daftar penerima Penghargaan Difabel Tangguh 2020:

1. Penghargaan Difabel Mandiri diberikan pada Muhammad Syehqura (Ali) yang telah membuktikan perkembangan usaha terbaik di antara peserta Pelatihan Wirausaha Pemula Bidang Kuliner angkatan I.

2. Penghargaan Difabel Mandiri juga diberikan kepada Lies Pandan Wangi yang memiliki motivasi cinta kasih kepada sesama teman tuli dan menunjukkan perkembangan keterampilan terbaik di antara peserta Pelatihan Wirausaha Pemula Bidang Kecantikan - Makeup Artist angkatan I.

3. Penghargaan Difabel Tangguh diberikan kepada Salsa Bilah Regita Cahyani yang telah menginspirasi ketangguhan dalam keterbatasan yang dimiliki, sehingga tetap mampu berkontribusi dalam mempertahankan dan mengembangkan warisan seni budaya Indonesia, melalui tarian tradisional. 

4. Penghargaan Ibu Tangguh Anak Mandiri diberikan kepada Hani Dian Indrati dan Nadia Samitra Zafira yang telah menginspirasi bahwa dengan cinta kasih, dan teladan ketangguhan, maka semua kelebihan dalam seseorang dapat diasah demi kemandirian, walaupun memiliki keterbatasan.

Selamat sekali lagi untuk para penerima penghargaan!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait