URnews

GeNose Dipakai di Stasiun, Satgas COVID-19: Tak Bisa Gantikan Swab PCR

Healza Kurnia H, Jumat, 29 Januari 2021 20.40 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
GeNose Dipakai di Stasiun, Satgas COVID-19: Tak Bisa Gantikan Swab PCR
Image: Gajah Mada Electric Nose COVID-19 (GeNose C19). (Humas UGM)

Jakarta - Urbanreaders masih ingat dengan alat screening COVID-19 buatan Universitas Gadjah Mada? Ya, alat bernama GeNose tersebut kini menjadi perhatian publik.

Seperti diberitakan Urbanasia sebelumnya bahwa mulai 5 Februari 2021 mendatang, GeNose akan digunakan sebagai alat untuk mendeteksi COVID-19 di stasiun-stasiun kereta api dan terminal.

Alat ini pun telah mendapat izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 24 Desember 2020.

Untuk menggunakan GeNose, seseorang akan diminta mengembuskan napas ke tabung khusus.

Sensor-sensor dalam tabung kemudian mendeteksi Volatile Organic Compound (VoC) dalam napas manusia. Pola VoC orang sakit dan sehat akan berbeda.

Nantinya, data yang diperoleh dari embusan napas diolah dengan bantuan kecerdasan buatan sehingga memunculkan hasil.

Banyak menjadi perbincangan, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito buka suara soal alat ini. Ia pun mengatakan bahwa metode GeNose tidak dapat menggantikan swab test PCR yang memiliki fungsi diagnosis COVID-19.

Wiku menegaskan metode GeNose hanya berfungsi untuk screening atau penyaringan kasus COVID-19.

"Perlu diingat bahwa metode geNose berfungsi untuk screening dan tidak bisa menggantikan PCR yang berfungsi untuk diagnosis," ujar Wiku, dikutip dari tayangan di kanal YouTube BNPB, Jumat (29/1/2021).

Wiku mengatakan, penggunaan GeNose akan diatur dalam perpanjangan surat edaran (SE) pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri.

Dalam SE disebutkan, khusus moda transportasi kereta api jalur non-aglomerasi atau jarak jauh ditambahkan adanya alat screening baru, yakni GeNose19 sebagai syarat perjalanan opsional selain PCR atau rapid test antigen.

"Diharapkan GeNose dapat menjadi opsi tambahan jika terjadi penumpukan pelaku perjalanan di stasiun kereta api," tutur Wiku. "Mengingat hanya perlu waktu singkat bagi alat ini untuk memberikan hasil dengan tingkat akurasi mencapai 93 persen," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait